Jakarta, Gatra.com - Sebanyak 258 narapidana di Lapas Sorong kabur saat unjuk rasa terjadi di sejumlah titik di Papua, Senin (19/8) malam. Hal itu telah dikonfirmasi oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo.
Namun, Dedi membantah, kaburnya napi bukan karena aksi yang terjadi di luar lapas melainkan urusan internal
"Baru dapat info dari Kapolres berkoordinasi dengan pihak lapas, memang ada beberapa warga binaan yang melarikan diri dari lapas terkait kerusuhan internal lapas. Urusan di dalam lapas, bukan di luar," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (19/8).
Baca Juga: Terkait Ujaran Rasis TNI, Wiranto: Saling Memaafkan
Dedi menambahkan, saat ini aparat masih melakukan pengejaran dan pencegahan di lapas. Aparat, kata Dedi, menggunakan pendekatan persuasif guna menghindari jatuhnya korban.
Secara terpisah, Kepala Bagian Humas dan Protokol Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Hukum dan HAM, Ade Kusmanto menyebut, kerusuhan yang terjadi di Manokwari, Papua Barat meluas hingga diduga melakukan pembakaran di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) II B Sorong.
Baca Juga: Permasalahan Negara dengan Papua Tidak Cukup Kata Maaf
Para napi Lapas Sorong juga menjebol tembok lapas. Akibatnya, 258 tahanan kabur. Ade menjelaskan, awal kejadian itu diduga dipicu oleh massa di luar lapas yang menggelar unjuk rasa. Mereka melempari lapas dengan batu sehingga membuat penghuni lapas tersulut emosi dan akhirnya melakukan perlawanan kepada petugas.
"Mereka (demonstran) melempari gedung lapas, sehingga memprovokasi penghuni lapas," ujar Ade saat dihubungi wartawan, Senin (19/8).
Akibatnya, satu orang petugas lapas mengalami luka-luka karena mencoba menghalangi narapidana yang hendak melarikan diri. Pada kejadian itu sempat terjadi bentrok fisik antara aparat dan narapidana. Namun, petugas terpaksa mundur mengingat jumlah tahanan terlampau banyak.
Situasi baru mereda sekitar pukul 19.00. Api pun berhasil dipadamkan oleh pemadam kebakaran. Total narapidana kabur 258 orang dari isi lapas 547 orang.
"Yang masih berada di lapas 289 narapidana, papar Ade. Saat ini, ratusan napi yang kabur itu masih dalam kejaran petugas. (Petugas) mengejar napi yang masih di luar Lapas, bekerja sama dengan pihak Polri dan TNI," terang Ade.
Selain bekerja sama dengan Polri dan TNI, Ditjen PAS juga meminta masyarakat yang mengenal sejumlah penghuni Lapas untuk segera melaporkan kepada pihak pengelola Lapas maupun kepada aparat kepolisian.
Ditjen PAS juga mengimbau pihak keluarga napi di Lapas Sorong untuk membantu mencari anggota keluarganya yang mendekam di Lapas Sorong. Hal-hal tersebut dilakukan agar mempermudah Ditjen PAS dalam melakukan pengejaran napi yang kabur.
"Menghimbau keluarga narapidana yang lari agar membantu mengembalikan narapidana dengan sukarela ke Lapas," tutup dia