Kuala Lumpur, Gatra.com - Pihak berwenang Malaysia kini telah melarang mubaligh asal India Zakir Naik menyampaikan ceramah di hadapan publik di semua negara bagian di Malaysia.
Polisi Diraja Malaysia menyebut hal itu dilakukan untuk kepentingan keamanan nasional. Dilansir dari Malay Mail, Kepala Komunikasi Polis Diraja Malaysia Datuk Asmawati Ahmad mengkonfirmasi hal tersebut.
"Ya. Perintah semacam itu telah diberikan kepada semua kontingen polisi, dan ini dilakukan untuk kepentingan keamanan nasional dan untuk menjaga kerukunan ras," katanya kepada Malay Mail pada Senin (19/8) malam.
The Star pada hari Minggu (18/8) melaporkan Melaka telah bergabung dengan enam negara bagian lain melarang Zakir Naik berbicara di depan umum, bersama Johor, Selangor, Penang, Kedah, Perlis, dan Sarawak.
The Star juga melaporkan bahwa Kedah, Penang dan Johor menjadi negara bagian terbaru yang mengumumkan keberatan mereka terhadap ceramah keagamaan Zakir Naik karena gaya konfrontatifnya dalam menyebarkan Islam.
Direktur Departemen Agama Johor Datuk Md Rofiki A. Shamsudin mengatakan badan itu tidak pernah memberikan persetujuan pada Zakir Naik untuk mengadakan khotbah di negara bagian itu.
"Setiap pengkhotbah agama harus mendapatkan persetujuan yang diperlukan dari kami sebelum mereka diizinkan untuk melakukan pembicaraan keagamaan. Ini untuk memastikan para pengkhotbah ini tidak mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan kredo atau aqidah kita," katanya.
Di negara bagian sebelahnya yakni Penang, Wakil Ketua I Datuk Ahmad Zakiyuddin Abdul Rahman mengatakan negara bagian tidak akan menyambut Zakir Naik ke wilayahnya untuk berbicara di acara publik apa pun. Keputusan itu telah dibuat enam bulan lalu. Ahmad mengatakan bahwa isi pidato atau pandangannya tidak akan cocok untuk negara yang sangat multiras.
"Ketika Zakir mengunjungi kami, kami membahas beberapa hal, termasuk keinginannya untuk mengadakan ceramah di Penang. Tapi kami segera mengatakan kepadanya bahwa kami merasa apa pun yang dia ingin bicarakan tidak akan cocok," katanya.
Pada hari Minggu (18/8), Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad mengatakan bahwa Dr Zakir telah melampaui batas ketika dia mengatakan kepada etnis Tionghoa untuk "kembali" dan mempertanyakan kesetiaan orang Malaysia-India dalam dua ceramah terpisah. Mahathir menyebut kata-kata mubaligh kelahiran Mumbai itu sebagai provokasi.
Anggota Parlemen Langkawi juga mengatakan Dr Zakir telah melanggar hak istimewanya sebagai orang asing dengan status Permanen Resident dengan mengeluarkan pernyataan politik, dan bahwa ia mendukung penyelidikan polisi terhadap buron India.
Diketahui, Zakir Naik telah memprovokasi kemarahan pemerintah yang sebelumnya dianggap simpatik terhadap mubaligh populer ketika ia mempertanyakan kesetiaan orang-orang Malaysia-India pada sebuah ceramah yang disampaikan di Kelantan beberapa minggu lalu.
Tidak lama kemudian, Zakir menantang mengeluarkan pernyataan yang ditujukan kepada orang Cina-Malaysia, mengatakan bahwa mereka harus kembali terlebih dahulu karena mereka juga dipandang sebagai imigran.
Zakir mengatakan pernyataan itu dibuat sebagai tanggapan atas permintaan masyarakat bahwa dia akan dideportasi kembali ke India, di mana mubaligh itu menghadapi tuduhan tuduhan pencucian uang dan terorisme.
Dia sekarang menghadapi penyelidikan polisi untuk tuduhan penghinaan yang disengaja dengan maksud untuk memprovokasi pelanggaran perdamaian setelah 115 pengaduan publik diajukan terhadapnya.