Bogor, GATRApedia.com – Bagi anda yang belum sempat berkunjung ke Taman Buah Mekarsari, Cileungsi, Bogor, mungkin hanya mengira taman wisata ini cuma berisi tanaman buah-buahan saja. Padahal, taman buah ini bukan hanya memiliki koleksi tanaman buah-buahan dari seantero nusantara bahkan dunia. Melainkan juga punya koleksi botani lain, termasuk tanaman-tanaman langka dari seantero jagat. Selain itu, banyak juga margasatwa yang menghuni kebun buah itu, baik sebagai satwa endemik maupun burung-burung yang singgah dalam perjalanan migrasi.
Anda pernah melihat jenis-jenis burung yang gambarnya ada pada perangko nasional Indonesia? Pada perangko seri burung air keluaran tahun 1998 misalnya, PT Pos Indonesia melukiskan aneka burung khas Indonesia seperti itik alis (Anas superciliosa) nominal Rp 500, itik nonong (Anas gibberifrons) nominal Rp 700, trutu coklat (Nettapus coromandelianus) nominal Rp 1.000, boha wasur (Anseranas semipalmata) nominal Rp 4.000, dan belibis totol (Dendrocygna guttata) nominal Rp 5.000.
Dari lima burung air yang dijadikan gambar Perangko Indonesia tahun 1998 itu, trutu coklat berpenampilan paling menarik. Kepala, leher, dada, perut, dan bagian bawah ekor trutu coklat jantan berwarna putih dengan punggung hitam. Sayap bagian atas berwarna hijau dan hitam, bawah sayap coklat gelap di pangkal, putih di tengah dan hitam di ujungnya. Paruh berwarna hitam yang terus menyambung ke bulu bagian atas kepala. Bulu di sekeliling mata hitam namun lehernya berwarna putih berkalung bulu hitam. Jumbai di pangkal ekor berwarna abu-abu.
Burung trutu coklat biasa menghuni kawasan rawa payau, tambak dan lahan basah lainnya di dataran rendah. Hidup dengan memakan biji-bijian dan bagian tumbuhan air lainnya, terutama dari keluarga teratai, juga memakan serangga dan udang perairan.
Musim berbiak burung trutu coklat adalah pada Juli-September. Jumlah telur umumnya sebanyak 8-15 butir, berwarna krem, yang diletakkan pada sarang yang tersusun dari jalinan bulu dan rerumputan di lubang pohon dekat perairan.
Burung air ini berukuran mungil. Bobotnya hanya sekitar 160 gram, dengan panjang 26 cm. Meski berukuran kecil, trutu coklat tidak disebut belibis, atau itik, melainkan angsa kerdil kapas (cotton pygmy goose).
Trutu coklat terlihat pertama kali di Taman Buah Mekarsari pada 2015, sedang berenang-renang bersama dengan burung mandar batu di Danau Dermaga Perahu Naga. Dari tepi utara danau, trutu coklat ini bisa diambil gambarnya dengan leluasa. Ternyata burung yang terlihat sore itu adalah truntu coklat jantan dewasa. Dia tampak akur berenang-renang bersama seekor mandar batu jantan dewasa. Mereka makan pucuk ganggang, yang memang tampak memenuhi danau-danau dan kanal di Mekarsari. Setelah itu trutu coklat jantan yang hanya seekor itu mudah dijumpai di Danau Dermaga Perahu Naga, atau di Danau Wiratama.
Dan pada 19 April 2017 burung trutu betina terlihat berenang di bagian tepi yang dangkal Danau Wiratama sebelah utara Amphiteater, sambil sekali-sekali menyantap pucuk teratai. Sejak itu, burung trutu coklat beberapa kali terlihat di tepi Danau Dermaga Perahu Naga atau Danau Wiratama di Taman Buah Mekarsari. Berarti, paling tidak, ada sepasang trutu coklat di Taman Buah Mekarsari. Mungkin mereka juga bersarang di sini.
Kini banyak kawasan wisata berbasis lingkungan memang manjadi kawasan yang menarik untuk satwa-satwa tertentu. Mungkin di daerah wisata itu mereka merasa terlindungi karena setidaknya tak ada yang menganggu atau memburunya.