Gunungkidul, Gatra.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, belum tahu detail operasi tangkap tangan (OTT) KPK di Yogyakarta, Senin (19/8) malam. Ia berharap peristiwa itu merupakan yang pertama dan terakhir.
Sultan mengungkapkan ia hanya mengetahui OTT itu terhadap aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta. "Saya tidak tahu persis. Itu kota madya. Apa betul atau tidak, saya tidak tahu karena itu konstitusi," kata Sultan saat ditemui di sela apel besar Hari Pramuka LVIII tahun 2019 di Alun-alun Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Selasa (20/8).
Sultan menyayangkan kalau OTT itu memang dialami oleh Tim Pengawal dan Pengamanan Pemerintahan Daerah (TP4D) seperti disampaikan juru bicara KPK. "Ya sebetulnya kalau betul TP4D, itu bagian mengontrol. Mestinya tidak terjadi itu," katanya.
Ia berharap peristiwa ini tak terulang lagi. "Saya harapkan ini yang pertama dan terakhir. Jangan sampai terjadi lagi," ucapnya.
Sebelumnya, KPK menggelar OTT di Yogyakarta pada Senin (19/8) malam. Lembaga antirasuah itu kemudian memeriksa lima orang hasil OTT di Polresta Solo. Wakil Kepala Polresta Solo Andy Rifai mengatakan, pemeriksaan berlangsung sekitar empat jam, pukul 16.00 WIB sampai 20.00 WIB. "Semua ranahnya KPK. Kami hanya ketempatan, tapi infonya yang diperiksa di sini lima orang" ucapnya.