Jakarta, Gatra.com - Perdagangan saham pada Senin (19/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 10 poin atau 0,16% ke level 6.296,72. Sektor seperti industri dasar, infrastruktur, dan properti yang bergerak positif menjadi kontributor terbesar pada kenaikan IHSG.
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menyebutkan bahwa IHSG akan mengalami penguatan meskipun nantinya akan ada penurunan-penurunan kecil.
Baca juga: Baru Dibuka Menguat, IHSG Malah Turun Lagi
"Secara teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak mix cenderung menguat. IHSG sendiri ditradingkan pada level 6.259-6.349," katanya kepada Gatra.com, Selasa (20/8).
Salah satu faktor yang akan memengaruhi penguatan IHSG hari ini berasal dari melemahnya industri Cina. Bahkan, pelemahan ini merupakan yang terendah dalam 17 tahun terakhir.
"Data output industri Cina yang keluar kemarin menunjukkan pelemahan terburuk sejak tahun 2002. Hal ini tentu akan disambut baik oleh pasar, karena akan memberikan stimulus ekonomi yang lebih baik untuk Cina di tengah-tengah perang dagang yang masih belum jelas juntrungannya," ungkap Maximilianus.
Baca juga: Xi Jinping Telepon Trump, IHSG Diprediksi Menguat
Selain itu, permintaan untuk pemangkasan tingkat suku bunga lanjutan oleh Presiden Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk Boston, Eric Rosengren, dinilai akan berdampak pada pasar. Pasalnya, penurunan 25 basis poin (bps) dianggap tidak mampu memberikan dampak baik terhadap perekonomian AS.
"Trump juga terus mendorong untuk The Fed menurunkan tingkat suku bunganya sebesar 100 bps atau 1%, tentu hal ini merupakan sesuatu yang luar biasa, karena akan menjadi booster apabila itu terjadi," katanya.