Sarolangun, Gatra.com - Warga Dusun Rantau Alai Desa Ranggo Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun meluapkan kekecewaan mereka dengan melemparkan kotoran hewan ke pintu kantor kepala sekolah (kepsek) Sekolah Dasar (SD) 15/VII, Senin (19/8).
Kepala Dusun (Kadus) Rantau Alai Desa, Ranggo Sarul mengatakan kejadian itu dilakukan warga karena kecewa terhadap pihak sekolah yang seakan tidak peduli dengan perayaan 17 Agustus 2019 yang merupakan peringatan Hari Kemerdekaan RI.
"Kejadian pelemparan kotoran itu baru ketahuan tadi pagi tapi sepengetahuan kami itu dilakukan malam kemarin," katanya kepada Gatra.com, Senin (19/8) sore.
Ia menyebutkan kekecewaan warga bermula dari kegiatan pramuka. Pihak sekolah tidak mengirim utusan. Lalu, katanya, berlanjut masalah pawai kemerdekaan di tingkat kecamatan. Pihak sekolah juga tidak mengutus perwakilan padahal anak-anak mereka yang ingin sekali ikut serta.
Selain itu, kata Sarul, pihak sekolah terlihat malas-malasan dalam menjalankan tugas mereka dalam proses belajar mengajar sehari-hari. "Bahkan sudah ada sebutan untuk sekolah itu. Yaitu sekolah 89, masuk jam delapan pulang jam sembilan," katanya.
Hal yang sama juga dikatakan Jalel, salah satu warga setempat. Ia mengaku kekecewaan mayoritas warga karena ada kesan kepala sekolah tidak serius lagi mengurus sekolah.
"Bahkan upacara 17 Agustus pun pihak sekolah tidak ikut membawa anak muridnya ke kecamatan. Mayoritas masyarakat kami minta kepala sekolah tersebut diganti," katanya.
Gatra.com berusaha berusaha mengonfirmasi Kepala Sekolah, Tamrin. Namun nomor telepon genggamnya bernada tidak aktif.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sarolangun, Helmi mengatakan pihaknya sudah turun ke lapangan untuk melihat kejadian sebenarnya yang terjadi karena hal ini menyangkut aspirasi masyarakat.
"Kita sudah mengadakan pertemuan bersama pihak Pemerintah Desa, Kadus, Komite sekolah dan Pemerintah Kecamatan. Intinya akan segera ada keputusan. Selasa (20/8) besok, saya akan bertemu lagi dengan camat untuk membicarakan hal itu," kata Helmi.