Srinagar, Gatra.com - Sekolah-sekolah dibuka kembali di kota besar Kashmir, Srinagar pada Senin (19/8). Tetapi sebagian besar ruang kelas kosong karena semua orang tua masih menjaga anak-anak mereka di rumah, seiring keresahan keputusan pemerintah India dua minggu yang lalu atas pencabutan otonomi daerah.
"Tentara telah menangkap anak-anak kecil dalam dua minggu terakhir. Beberapa anak terluka dalam bentrokan. Anak-anak kita aman di dalam rumah mereka. Jika mereka pergi ke sekolah, siapa yang bisa menjamin keselamatan mereka?" ucap Gulzar Ahmad yang memiliki dua anak yang terdaftar di sebuah sekolah di distrik Batamaloo.
Sekitar 190 sekolah dibuka kembali di Srinagar sebagai tanda kenormalan aktivitas di wilayah Jammu dan Kashmir ini, setelah pihak berwenang mulai melonggarkan pembatasan pergerakan sipil pada minggu lalu. Orang tua mengatakan anak-anak mereka akan tinggal di rumah sampai setidaknya jaringan seluler pulih sehingga mereka bisa menghubungi anaknya di sekolah.
Reuters melaporkan, pada hari ini, beberapa sekolah hanya dihadiri oleh beberapa staf saja dan ruang kelas sepenuhnya sepi. Gerbang di beberapa sekolah bahkan dikunci. Hanya satu siswa yang muncul di Presentation Convent Higher Secondary School, yang memiliki 1.000 siswa, dan kemudian siswa itu dipulangkan, kata seorang karyawan sekolah.
Pihak berwenang India sebelumnya membantah adanya laporan penangkapan massal warga sipil. Pejabat administrasi utama Srinagar, Shahid Iqbal Choudhary, mengatakan pada Minggu (18/8) bahwa keamanan yang memadai akan diberikan untuk tiap sekolah.
"Saya akan bertanggung jawab atas segala insiden yang tidak diinginkan yang terjadi," katanya.