Jakarta, Gatra.com - Massa di Manokwari melakukan aksi demo terkait dugaan persekusi terhadap mahasiswa Papua di sejumlah daerah seperti Surabaya, Malang dan Semarang. Hal tersebut berimbas pada kondisi yang mencekam di kota Manokwari saat ini.

Untuk itu, Kemen PPPA mengimbau agar ada perlindungan untuk anak-anak dan perempuan di sana. Terlebih lagi, tidak boleh ada kegiatan demo yang melibatkan anak-anak.

"Anak bukan obyek politik. Mereka itu seperti kertas putih. Apa yang diajarkan ke mereka, itulah yang akan dipahami nantinya. Makanya, penting sekali untuk tidak melibatkan anak-anak di dalam proses politik atau isu-isu yang berkaitan dengan kekerasan," kata Sekretaris Kementrian Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (Kemen PPPA), Pribudiarta N Sitepu di Kantor Kemen PPPA, Jakarta Pusat, Senin (19/8).

Bahkan, sambungnya, kalau anak-anak berada di tengah-tengah situasi kekerasan, mereka harus segera mendapat perlindungan, serta rehabilitasi. Anak-anak itu memiliki sifat peniru (imitasi). Jadi, kalau mereka melihat ada orang saling memukul, akan timbul asumsi bahwa kekerasan adalah solusi dan sangat berbahaya.

"Sekali lagi, saya dari Kemen PPPA menyampaikan, anak-anak tidak boleh dilibatkan dalam tindakan kekerasan apapun. Apalagi demonstrasi dan seterusnya karena anak-anak biasanya mendengarkan komunitas yang paling kecil yakni keluarga, atau teman-teman (peer group). Mereka rentan menyerap isu-isu kekerasan," pungkasnya.