Kabul, Gatra.com - Bom bunuh diri terjadi di Kabul, Afghanistan dengan menewaskan 63 orang dan menyebabkan 182 lainnya luka-luka. Bom bunuh diri itu meledak di tengah-tengah perayaan suatu pesta pernikahan.
Sang martir berdiri di antara tari-tarian, tepuk tangan ratusan anak dan orang dewasa yang merayakan pernikahan dengan gembira dari ketegangan peperangan. Dalam sekejap, bom meledak. Ledakan bom itu diklaim oleh Negara Islam Afghanistan. Mereka juga bertanggung jawab atas serang tersebut.
Keluarga korban, seperti dilansir AP News, Senin (19/8) ada yang menguburkan anggota keluarganya yang meninggal dengan menggunakan tangan kosong. Salah satu korban yang selamat, Mohammad Aslim, masih mengenakan pakaian berlumur darah sehari setelah ledakan, dan ikut menguburkan 16 mayat, termasuk seorang bocah lelaki berumur 7 tahun.
Pria lain, bernama Amanullah, kehilangan putranya yang berusia 14 tahun, mengatakan bahwa ledakan dari bom itu menghancurkan wajah putrinya sehingga ia tidak bisa mengenali jasad korban.
Ia berujar, "aku berharap bisa menemukan potongan-potongan tubuh putraku dan menguburkannya dengan utuh."
Munculnya afiliasi Negara Islam Afghanistan dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi ancaman bagi warga sipil Afghanistan. Amerika Serikat (AS) dan Taliban mencari kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran yang terjadi sepanjang 18 tahun lamanya. Sementara AS menginginkan jaminan dari Taliban agar Afghanistan tidak lagi digunakan sebagai landasan peluncuran serangan. Tidak ada jaminan keselamatan bagi warga sipil.
Taliban sendiri mengutuk serangan pada Sabtu kemarin yang dilakukan oleh afiliasi Negara Islam Afghanistan.
Ledakan itu terjadi di lingkungan Kabul barat yang merupakan tempat bermukim komunitas minoritas Syiah Hazara. Sebelumnya, Negara Islam telah mendeklarasikan perang terhadap Syiah Afghanistan pada dua tahun lalu, dan telah mengklaim bertanggung jawab atas banyak serangan yang menjadikan mereka sebagai target.
Pernikahan yang dihadiri oleh lebih dari 1.200 orang itu sebenarnya dihadiri oleh kalangan baik Syiah maupun Sunni, kata pemilik aula acara, Hussain Ali.
Di aula pernikahan, Ali masih menemukan bagian-bagian tubuh, seperti tangan. Aula pernikahan hancur, bekas kaca pecah, perabot dan sepatu korban.