Jakarta, Gatra.com - Periset Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Adila Isfandiari, mendesak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk melakukan inventarisasi emisi terkait buruknya udara Jakarta.
"Harus dilakukan inventarisasi emisi apa saja yang memberi kontribusi besar termasuk parameter apa yang dipergunakan," kata Adila di Jakarta, Senin (19/8), dilansir Antara.
Baca juga: Minggu Pagi, Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat
Adila menyampaikan keterangan tersebut terkait angka Air Quality Index (AQI) di kota Jakarta yang akhir-akhir ini mencapai 161, atau tidak sehat.
Adila melihat besar kemungkinan emisi dihasilkan dari industri-industri yang berlokasi di daerah penyangga Jakarta, kemudian juga dari kendaraan bermotor di luar DKI Jakarta seperti Tangerang dan Bekasi yang melintasi Jakarta.
Begitu juga soal pembangkit listrik berbahan bakar batubara. Meskipun pada kenyataannya pembangkit listrik berbahan bakar batubara rata-rata berlokasi jauh di luar kota sehigga sulit kalau disebut ikut memberikan kontribusi terhadap pencemaran udara.
Baca juga: Persoalan Kualitas Udara Jakarta, P3KLL: Perlu Data Valid
"Karena itu perlu ditilik lagi sumbernya disebabkan oleh apa saja, seperti misalnya pembakaran sampah. Selain itu, perlu dipertimbangkan di sini, kebijakan apa yang diambil terkait hal tersebut,” ujarnya.
Data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyebutkan, sumber polusi ibu kota terbagi menjadi empat yakni transportasi darat sebesar 75%, pembangkit listrik dan pemanas 9%, pembakaran industri 8%, dan pembakaran domestik 8%.