Batam, Gatra.com - Kalau ditengok dari langit, bendera merah-putih raksasa itu nampak indah menaungi lautan. Di bawahnya, angka 74 berlatar merah-putih juga tak kalah indah menghampar.
Begitulah pemandangan langka itu diperlihatkan oleh ratusan unsur Polri-TNI dan pelajar di atas perairan Kecamatan Belakangpadang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Sabtu (17/8).
Tak mudah bagi mereka melakukan hal semacam itu. Sebab butuh 74 orang membentangkan bendera raksasa sepanjang 74 meter itu. Mulai dari lapangan elang-elang laut ke pelabuhan, hingga tiba dilokasi pembentangan.
Adalah 74 orang pelajar yang menjadi pembentang dan kemudian dipegang oleh 74 orang prajurit TNI-Polri, disaksikan 74 Muspida dan 74 Aparatur Sipil Negara (ASN).
Mereka menumpangi 74 unit boat pancung dan kemudian membikin formasi angka 74. Formasi oke, lagu Indonesia Raya pun berkumandang di sana.
Kapolsek Belakangpadang AKP Ulil Rahman mengatakan, pembentangan bendera merah putih di atas laut perbatasan itu bertujuan untuk meningkatkan rasa nasionalisme serta mempererat persatuan dan kesatuan masyarakat di pulau terluar Indonesia yang notabene etalase Nusantara.
"Kegiatan ini melibatkan seluruh elemen masyarakat, pelajar, pemerintah daerah, TNI serta Polri. Pengibaran Bendera Merah Putih berukuran raksasa di atas laut ini sudah kali ketiga dilakukan di Kecamatan Belakangpadang, persis sejak 2017 lalu. Setiap tahun caranya berbeda," katanya kepada Gatra.com, di Belakangpadang.
Panitia memilih acara dipusatkan di laut, kata Ulil lantaran Kepulauan Riau sebagian besarnya adalah perairan yang perlu banyak perhatian. Menonjolkan formasi 74 juga lantaran ingin melibatkan banyak masyarakat.
Panitia kemudian merangkai pembentangan bendera tadi dengan sederet perlombaan. Mulai dari perlombaan olah raga tradisional seperti lomba sampan layar, sampan dayung, pacuan boat pancung serta lomba joong.
"Masyarakat perbatasan memaknai kemerdekan dengan cara yang beragam, dinamis dan masif. Mereka sangat antusias dan mendukung sekali. Partisipsi tinggi dalam menjaga kondusifitas di perbatasan juga dilakukan mereka,” katanya.
Camat Belakangpadang Yudi Admaji menambahkan, peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-74 di perbatasan bisa dibilang yang paling meriah.
Yudi pun cerita soal salah satu perlombaan tadi; sampan layar. "Dulu sebelum ada mesin, sampan layar lah yang dipakai masyarakat sebagai transportasi utama. Itulah makanya, oleh sejarah tadi, pemerintah ingin melestarikannya dan sebisa mungkin masuk dalam kalender pariwisata biar menarik wisatawan mancanegara datang berkunjung," katanya.
Menurut Yudi, dari informasi yang didapat dari panitia pendaftaran perlombaan, banyak peserta yang datang dari luar daerah seperti Kabupaten Karimun, Lingga dan Bintan untuk nimbrung dalam lomba itu.