Surabaya,Gatra.com - Kuasa hukum mahasiswa Papua, Ikar Dhani Nawipa, keluar dari Asrama Papua dan menemui polisi serta beberapa orang massa. Dia meminta agar aparat di lokasi memberikan penjelasan setelah asramanya disatroni.
"Disini kira-kira apa yang membuat bapak-bapak sampai sekarang disini (berkumpul depan asrama Papua)," kata Dhani yang mencoba tenang meminta penjelasan, Sabtu (17/8).
Baca Juga: Nelayan Protes Anies Gelar HUT RI di Pulau D; Pulau Haram
Dia meminta kepada polisi serta beberapa orang untuk memberikan bukti bahwa mahasiswa Papua telah mematah-matahkan tiang bendera, kemudian dibuang ke dalam selokan.
"Gini pak, kira-kira bisa dibuktikan biar saya bisa tahu," kata Dhani di depan Asrama Papua di Jalan Kalasan, Pacar Keling, Kota Surabaya.
Baca Juga: Agustusan Tanpa Sarung, Ma'ruf Amin Tampil Spesial
Seorang massa yang juga ikut mendengarkan meminta bukti seperti apa yang diinginkan mahasiswa Papua. "Pakai video, pakai foto dan lain-lain," ujar Dhani menimpali.
Namun belum sempat Dhani menjelaskan lebih lanjut, ia sudah diminta oleh polisi untuk masuk ke dalam Asrama Papua. Ia juga diminta sebaiknya untuk menunggu Kapolrestabes Kota Surabaya.
"Kalau kapolres datang tolong datang, kita bicara secara baik-baik. Di sini saya cuma mau ngomong aja, di sini dari kemarin saya lihat masih kayak gini. Kita merasa direpresi, saya cuma ingin tahu aja apa sih penyebabnya," tutur dia.
Pantauan Gatra.com di lokasi, sekitar pukul 12.37 WIB sejumlah mahasiswa Papua yang menggunakan motor datang ke asrama membawa makanan untuk kawannya. Sejak Jumat (16/8) sore, mereka tidak bisa keluar lantaran seratusan lebih massa dan ormas mencegat di depan pintu Asrama Papua.
Sebelumnya diberitakan, pada Jumat (16/8), sekitar seratusan lebih massa dan ormas mendatangi asrama Papua lantaran dipicu beredarnya di media sosial WhatsApp, gambar tiang bendera di depan asrama tersebut dipatah-patahkan oknum yang diduga mahasiswa Papua. Kemudian bendera itu dibuang ke selokan.
Menyadari urusan bendera itu bakal berbuntut panjang, Dorlince siap memberikan klarifikasi kepada massa dan ormas dengan jalan damai atau melalui jalur hukum. Namun, massa menolak dan melontarkan kata-kata rasis.
"Kita klarifikasi bersama tapi mereka menolak itu, mereka menunjuk kami bilang monyet, anjing, babi. Mereka menuntut kami untuk keluar," pungkas Dorlince