Harare, Gatra.com - Polisi Zimbabwe mengamankan para demonstran dengan menembakkan gas air mata dan memukuli sejumlah pendukung oposisi yang berkumpul di Harare tengah.
Pihak berwenang bergerak untuk menegakkan larangan protes anti-pemerintah yang ditegakkan pengadilan tinggi negara itu.
Dilansir Reuters, Jumat (16/8) lebih dari seratus pendukung Gerakan untuk Perubahan Demokratis (MDC) menentang larangan itu.
Demonstrasi yang terjadi pada Jumat itu merupakan yang pertama dari serangkaian protes nasional yang diselenggarakan oleh MDC. Mereka menuduh pemerintah Emmerson Mnangagwa melakukan kekerasan, korupsi, dan salah kelola ekonomi yang didukung pemerintah.
Wakil Presiden partai Tendai Biti mengatakan larangan itu telalihatkan sikap pemerintah yang tidak pro terhadap demokrasi.
"Konstitusi menjamin hak untuk demonstrasi, namun rezim fasis ini telah membantah dan melarang hak warga untuk rakyat Zimbabwe," katanya.
Serangkaian demonstrasi berlangsung secara luas adalah bagian dari ujian bagaimana Mnangagwa, ---yang sejauh ini gagal memenuhi janji-janji reformasi politik dan ekonomi-- menanggapi perbedaan pendapat di negara yang ternoda oleh sejarah panjang penindasan.
Terpilih setelah angkatan bersenjata melakukan intervensi untuk menggulingkan Robert Mugabe, Mnangagwa mengatakan bahwa dia bermaksud untuk memutuskan hubungan dengan penindasan panjang yang menandai sebagian besar dari 37 tahun kekuasaan pendahulunya.
Namun ekonomi terperosok dalam krisis terburuk dalam satu dekade, dan Mnangagwa sedang berjuang untuk meyakinkan warga miskin yang semakin bertambah melalui langkah-langkah penghematan dan reformasi pemerintahnya untuk dapat kembali ke pemulihan.
Warga Zimbabwe juga sebelumnya berharap melalui pemungutan suara tahun lalu dapat mengantarkan fajar baru dari perluasan hak-hak politik dan mengakhiri status paria internasional negara itu, namun yang terjadi sebaliknya, pemilihan membuat negara itu justru lebih terpolarisasi.