Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal Penegakkan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rasio Ridho Sani mengklaim, 99% penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan karena ulah manusia. Ia menyebut, ulah tersebut dilakukan atas dasar keuntungan semata maupun keisengan masyarakat. Terutama untuk melakukan kebakaran yang berujung pada karhutla. 

"Salah satu penyebab karhutla adalah ulah manusia baik korporasi maupun individu. Alasan yang paling dominan adalah mencari keuntungan bisnis melalui pembakaran sementara. Adapula pembukaan lahan oleh masyarakat yang masih gunakan metode bakar. Lalu juga ada pengaruh cuaca, kondisi alam, serta pengawasan," ujarnya dalam jumpa pers terkait Penegakkan Hukum Kebakaran Hutan dan Kehutanan (Karhutla) di Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta Pusat, Jumat (16/8).

Melihat hal tersebut, KLHK telah mengirimkan 110 surat peringatan kepada pihak perusahaan yang memiliki lahan dan terdeteksi titik panas. Surat peringatan tertulis menunjukkan, perusahaan terkait secepatnya melakukan pencegahan terhadap titik panas. Ini agar tidak berkembang menjadi api dan menyebabkan karhutla.

"Hingga saat ini sudah dikirimkan 110 surat peringatan, dimana paling banyak di Riau dan Kalimantan Barat. 26 surat akan dikirimkan kembali dan masih proses pengiriman. Namun yang jelas, KLHK akan menindak tegas seluruh pihak yang sebabkan karhutla," ujarnya.

Sementara itu, untuk penanganan lahan terbakar di wilayah masyarakat adat, dimana pihak terkait mengklaim, daerah tersebut adalah miliknya. Rasio mengatakan, hal tersebut akan didalami oleh pihak Bareskrim. Sebab pihaknya hanya menindaklanjuti kasus karhutla dan korporasi yang terlibat di dalamnya.