Metro, Gatra.com - Masyarakat di antaranya dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Kamboja III di Kecamatan Yosowulyo, Kota Metro, Lampung, sangat merasakan manfaat kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) -kini bersulih nama Obor Pangan Lestari (OPLA)-yang digulirkan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan).
"Keberadaan KRPL untuk mendukung ketahanan pangan wilayah perkotaan semakin nyata," ujar Agung Hendriadi, Kepala BKP dalam keterangan tertulis, Jumat (16/8).
Agung mengungkapkan, masyarakat menyampaikan soal manfaat KRPL tersebut ketika ia melakukan kunjungan kerja ke wilayah Metro Pusat, Lampung, pada Rabu kemarin (14/8).
Menurut Agung, KRPL di perkotaan yang mengembangkan urban farming, sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga melalui penyediaan anekaragam sayuran dan buah.
Baca juga: Kementan Bangun OPAL Demi Ketahanan Pangan Keluarga
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Metro, Hery Wiranto, menyampaikan, pemanfaatan lahan pekarangan di Kota Metro berhasil mendukung ketahanan pangan keluarga perkotaan.
"Sejak 2015, Kota Metro memiliki lebih 25 kelompok KRPL, dan telah dirasakan manfaatnya," katanya. Hery menambahkan, ?sayuran yang dikembangkan adalah sawi hijau, daun bawang, kangkung, bayam, dan lain-lain.
"Hasil panen selain untuk dikonsumsi, juga dijual anggota kelompok ke Pasar Metro sebagai tambahan penghasilan," ungkap Hery.
Saat kemarau di Lampung seperti sekarang ini, telah memberi dampak turunnya harga sayuran. Untuk itu, agar usaha yang dikembangkan mempunyai manfaat ekonomi, pemilihan komoditas sangat penting. "Musim kemarau ini satu ikat sawi hijau yang dijual ke Pasar Metro hanya dihargai Rp400," ujar ketua KWT Kamboja III.
Merespons hal tersebut, Agung menyarankan agar menanam tanaman bernilai ekonomis tinggi dengan jenis beranekaragam seperti daun bawang dan kucai.
Agung juga berpesan, agar semua anggota menanam cabai minimal 10 pohon, sehingga bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga. "Untuk membantu mengatasi pasokan air akibat musim kemarau, kami akan membantu penyediaan pompa air," ujarnya.
Sementara itu, Tri Agustin Satriani, Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, menekankan, kegiatan KRPL perlu didukung semua pihak.
"Agar tetap berjalan dengan baik dan berkelanjutann, perlu peran aktif pendamping, kebun bibit terus menerus berproduksi untuk suplai minimum 75-100 jenis per anggota," ujar Tri.
Baca juga: BKP Canangkan Gerakan Nasional Tanam Cabai di Pekarangan
Selain itu, menurut Tri, partisipasi anggota kelompok, kelembagaan yang kuat, serta infrastuktur yang memadai juga sangat mendukung keberlanjutan KRPL yang mulai 2019 ini bertransformasi menjadi Obor Pangan Lestari (OPAL).
"Koordinasi dengan BPTP oleh pendamping perlu dilakukan, sehingga jika ada permasalahan dalam pemeliharaan tanaman bisa segera diatasi," ujarnya.
Tri berpesan, agar KRPL tetap dikembangkan meskipun sudah tidak memperoleh bantuan pemerintah, karena bantuan sifatnya sebagai stimulan.
"Sesuai dengan namanya yaitu Kawasan Rumah Pangan Lestari, maka lestari berarti harus dijaga," imbau Agung.