Jakarta, Gatra.com - Pengamat kebijakan publik dari Digipol Strategic Indonesia, Nur Fahmi BP, menilai lonjakan ekspor produk pertanian dalam kurun waktu 4,5 tahun terakhir di antaranya karena Kementerian Pertanian (Kementan) berhasil bersinergi dan membangun relasi dengan sejumlah pihak.
"Kementan bisa berkomunikasi dengan lintas unsur untuk bersama mendorong produktivitas pertanian. Itu luar biasa sebab tak mudah menyatukan satu visi yang berbeda kepentingan," kata Nur Fahmi dalam keterangan tertulis, Kamis (15/8).
Baca juga: Mendulang Devisa dari Ekspor Produk Pertanian
Menurut Nur Fahmi, relasi itu dapat dibangun baik sebab gagasan program yang ditawarkan Kementan dinilai memberikan kemanfaatan secara luas. Menurutnya, kelompok lain mungkin saja menganggap bahwa upaya mendorong produktivitas pertanian juga berpengaruh positif terhadap kepentingannya.
"Di situlah terjadi ekspor pertanian yang meningkat. Dari memacu produktivitas yang berhasil dibangun Kementan sebagai tanggung jawab bersama," ucapnya.
Sedangkan soal lonjakan ekspor produk pertanian, lanjut Nur Fahmi, membuktikan bahwa pada ekonomi negara. Oleh sebab itu, pertanian saat ini mampu menumbuhkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di perdesaan yang mayoritas berprofesi sebagai petani.
Sekadar informasi, berdasarkan data tahun 2013, jumlah ekspor pertanian adalah sebesar 33,5 juta ton. Kemudian pada tahun 2016 mengalami dua kali kenaikan mencapai 36,1 juta ton dan 40,4 juta ton.
Baca juga: Kementan Terus Tingkatkan Pasar Ekspor Produk Pertanian
Begitu juga tahun 2017, ekspor produk pertanian bertambah lagi jumlahnya yakni 41,3 juta ton. Di tahun 2018, ekspor produk pertanian mampu mengukuhkan jumlah sebesar 42,5 juta ton.
Selama peridoe 2014-2018, jumlah seluruh nilai ekspor produk pertanian Indonesia berhasil mencapai Rp1.957,5 tirliun dengan akumulasi tambahan Rp352,58 triliun.