Makassar, Gatra.com – Pemerintah Kabupaten Luwu Utara terus berupaya mengembangkan inovasi sagu, melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Luwu Utara bekerja sama dengan Kemenristek Dikti.
Kerja sama dilakukan melalui penyelenggaraan Focus Group Discussion ( FGD) tentang pengintegrasian Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Sagu. FGD dilakukan di ruang Rapat Sekretaris Daerah Luwu Utara, Kamis (15/8).
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Luwu Utara, Anugerah Ali Anwar menjelaskan, FGD dilakukan untuk merumuskan draf surat keputusan. Karena itu, turut hadir sebagai peserta dari kalangan anggota DPRD Lutra, OPD, camat, penyuluh pertanian dan petani pengelolah sagu.
Bupati luwu Utara, Hj Indah Putri Indriani mengatakan, berbicara tentang sistem inovasi daerah sudah ada regulasinya. Semua inovasi dikembalikan ke masing-masing daerah untuk memilih.
“Program ini merupakan bentuk apresiasi dari Kemenristek Dikti ke pemerintah daerah, yang dianggap cukup baik tentang penelitian di daerah,” kata Indah.
Namun yang paling penting, lanjut Bupati perempuan pertama ini di Sulsel ini, harus dipikirkan bagaimana keberlanjutan, karena sagu merupakan harta karun yang tersembunyi meskipun tampak di depan mata.
“Buktinya, kita masih sering berpikir instan sehingga tidak mau berpikir untuk pengelolaan. Padahal dengan pengelolaan, bisa menambah nilai ekonomi yang tentu diharapkan bisa berujung pada kesejahteraan petani,” kata Bupati.
“Tidak semua kegiatan membutuhkan pembiayaan namun yang paling penting adalah komitmen kita bagaimana terus berinovasi,” tambahnya.
Hadir dalam kegiatan ini, Asisten Ekonomi Pembangunan Lutra, Buramin Dannu, Kepala Dinas Pariwisata Lutra Yasir Taba, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Lutra, Bambang Irawan. Sementara, FGD menghadirkan narasumber dari Ehime University Jepang, Prof. Katsuya Ososawa.