Jakarta, Gatra.com - Wakil Direktur Medical Education Research Institute (IMERI) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI), dr. Budi Wiweko mengatakan, pemerintah harus mendorong perkembangan Technology Transfer Office (TTO).
TTO sangat memiliki peran utama untuk membawa hasil penelitian ke arah komersial atau terapan. Ini menghubungkan peneliti dengan industri.
"akar bajakah, misalnya, yang belakangan ini lagi heboh. Hasil riset itu kan masih belum dikembangkan. Kalau cuma dikonsumsi mentah kayak gitu. Itu namanya jamu, belum jadi obat," kata Iko, sapaan akrab Budi Wiweko, Kamis (15/8).
Lebih lanjut, ia mengatakan, TTO mengidentifikasi teknologi yang lahir dari penelitian. Setelah itu, diproteksi dan didaftarkan hak patennya. TTO berfungsi untuk menjembatani dan mencari industri untuk mendanai riset.
"Kalau semua penelitian sudah mencakup masyarakat dan berguna, itu namanya commercialized. Kalau tidak ada TTO maka riset itu mentok aja. Tidak bisa dimanfaatkan masyarakat," ujarnya.
TTO, lanjut Iko, menilai suatu penelitian dari manfaatnya, apakah berguna atau tidak bagi masyarakat. Profesional yang menganalisa pasar menyebut, pemerintah perlu mendorong TTO untuk diperbaiki, difasilitasi, dan didanai.
Ia mengatakan, riset dan development adalah ujung tombak kemajuan suatu negara. Amerika Serikat memiliki asosiasi TTO. Malaysia memiliki Malaysia Teknologi Development Corporation yang sudah berdiri selama 25 tahun. Tugasnya membina setiap universitas di Indonesia.
"Mereka bahkan sudah buat jantung buatan (artificial heart)," jelasnya.