Jakarta, Gatra.com - Tim Kemanusiaan Kabupaten Nduga mengungkap sosok yang dianggap sebagai pemicu serangan dan pembunuhan terhadap sejumlah pekerja PT Istaka Karya oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Koordinator Gereja Kingmi di Kabupaten Jayawijaya, Pendeta Esmon Walilo mengatakan seorang kontraktor dari proyek Trans Papua, Johnny Arung adalah orang yang bertanggung jawab atas peristiwa pembantaian tersebut.
"Jadi yang paling penting di sini pak Johnny Arung. Orang ini sebagai kontraktor dia sebagai saksi kunci menurut kami gereja. Aparat keamanan harus cari dan bawa dia ke depan hukum. Supaya dia mempertanggung jawabkan apapun yang terjadi dia pasti bisa jelaskan ke muka publik apa yang sebenarnya terjadi," kata Esmon dalam konferensi pers di Amnesty International, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/8).
Dirinya menyebutkan Johnny telah melanggar kesepakatan untuk masyarakat non-Papua Organisasi Papua Merdeka (OPM) dimana dalam kesepakatan itu, seluruh orang non-Papua, harus meninggalkan sejumlah distrik sebelum 24 November 2018 menjelang perayaan ulang tahun kemerdekaan Papua Barat oleh OPM pada 1 Desember.
"Sebab saat itu telah memasuki masa menjelang perayaan natal dan peringatan hari kemerdekaan Papua Barat pada 1 Desember," ujar Esmon.
Seluruh pekerja proyek telah menaati kesepakatan tersebut. Namun Johnny Arung tetap berada di sana dan melanggar kesepakatan serta mengambil gambar perayaan tersebut.
Warga Nduga telah mengimbau agar Jonny tidak melakukan perbuatan tersebut dikarenakan akan menjadi masalah besar jika diketahui oleh Egianus Kogoya, pimpinan dari Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)-OPM. Namun hal tersebut tak diindahkan Johnny.
"Kalau mereka tahu, akan ada masalah besar," kata Esmon menirukan imbauan warga Nduga.
"Setelah hal itu diketahui oleh anak buah Egianus, Johnny sempat akan dibunuh," katanya.
Esmon menyebutkan Johnny Arung adalah sosok satu-satunya karyawan PT Istaka Karya yang selamat dari pembantaian oleh pasukan OPM. Johnny mengalami nasib baik saat akan ditembak, para Pendeta di sekitarnya langsung merangkul Johnny. Sehingga pasukan OPM tidak berani menembak dan hanya melewati Johnny yang dikerubungi para pendeta.