Denpasar, Gatra.com - Data dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menemukan bahwa narasi perkembangan ritel di Bali menunjukkan kinerja cukup menggembirakan.
Hal tersebut tercermin dari perkembangan Indeks Perdagangan Ritel (IPR) hasil survei penjualan eceran KPw BI Provinsi Bali. Pada Juli 2019, IPR Bali tercatat sebesar 137,5 atau lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata Triwulan II 2019 yang sebesar 136,5.
"Peningkatan ini terjadi seiring dengan masuknya periode high season pariwisata dan membaiknya daya beli masyarakat," jelas Kepala KPw BI Bali, Trisno Nugroho di Denpasar, Rabu (14/8).
Baca Juga: Diskon Hingga 74%, Mendag Buka Indonesia Great Sale
Pertumbuhan ritel di Bali juga tidak terlepas dari pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) di Bali. Hal ini tercermin pada korelasi positif jumlah kunjungan wisman dan IPR Provinsi Bali. Berdasarkan subsektornya, korelasi positif antara jumlah kunjungan wisman dan IPR terutama terjadi pada penjualan barang budaya dan rekreasi, serta bahan makanan.
Secara historis, kinerja ritel di Bali pada dua tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang baik. IPR Provinsi Bali cenderung lebih tinggi dan lebih stabil dibandingkan dengan pusat ritel Indonesia di Jakarta.
"Pertumbuhan ritel di Bali juga tercermin dari meningkatnya jumlah pusat perbelanjaan di Bali. Di 2019 terdapat penambahan satu pusat perbelanjaan baru yakni Trans Studio Mall di Jalan Imam Bonjol, Denpasar," katanya.
Baca Juga: APRINDO Targetkan 35 Triliun Pada Acara Indonesia Great Sale
BI Bali optimis perkembangan ritel ke depan masih cukup menjanjikan, seiring dengan masih kuatnya permintaan domestik maupun eksternal (wisman). Dari sisi domestik, daya beli masyarakat Bali sepanjang 2019 selalu berada pada level optimis, sebagaimana ditunjukkan oleh Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang selalu berada level 100.
"Hal ini juga didukung oleh rasio hutang terhadap pendapatan masyarakat Bali yang relatif rendah," tutupnya.