Jakarta, Gatra.com - Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengaku pihaknya sudah melakukan pertemuan dan pembicaraan dengan Minister of General Administration of Custom China (GACC) untuk mendapatkan akses prioritas ke pasar Tiongkok.
"Saya bilang kepada mereka agar kita dapat prioritas untuk akses pasar. Dalam satu minggu saya sudah dapat surat konfirmasi dari Menteri GACC. Mereka menyatakan akan dibukakan pasarnya," katanya usai pembukaan Indonesia Great Sale di Mal Tangerang City, Banten, Rabu (14/8).
Mendag Enggar mengatakan langkah tersebut dilakukan untuk memperbaiki defisit perdagangan Indonesia. Tiongkok juga ingin mendapatkan kesempatan yang sama di pasar Indonesia.
"Saya bilang oke, mari kita fair," tambahnya.
Pemerintah, lanjut Enggar juga mendorong ekspor produk yang komplementer (saling menggantikan) dengan produk-produk yang dibutuhkan negeri tirai bambu itu, seperti buah-buahan tropis.
Menurutnya, Thailand dan Vietnam selama ini menjadi pesaing yang berat dalam pasar buah tropis.
Enggar menilai rangkaian terjadinya demonstrasi yang terjadi Hongkong belakangan ini, namun tidak berdampak signifikan terhadap angka ekspor Indonesia.
"Pasti lah ya (ada dampak). Dimanapun kondisinya seperti itu. Tapi ya tidak terlalu besar (dampaknya)," tuturnya.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan dengan Cina sebesar USD 8,5 miliar selama periode Januari-Juni 2019.
Defisit yang dialami Indonesia semakin dalam jika dibandingkan priode Januari-Juni 2018, yakni sebesar USD 7,3 miliar.