Jakarta, Gatra.com - Anggota Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Papua, Brigpol Anumerta Hedar diduga dijebak sebelum ditembak oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Senin (12/8).
Disebut jika Hedar sempat dihubungi oleh seseorang untuk mengunjungi Kampung Mudidok, Kabupaten Puncak, Papua, yang merupakan lokasi penembakan.
Atas adanya informasi tersebut, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, pihaknya masih mendalami dugaan jebakan tersebut.
"Tentang itu (jebakan) masih didalami, belum dapat informasi terkait hal tersebut," katanya saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (14/8).
Dedi menambahkan, Hedar memang memiliki kedekatan dengan masyarakat setempat sebab ia sudah lama menempati wilayah tersebut.
"Masyarakat sana cukup dekat dengan korban. Korban cukup menguasai wilayah sana, termasuk Bripka Alfonso juga," papar Dedi.
Sebelumnya, Hedar dilaporkan tengah melakukan penyelidikan tanpa identitas alias undercover untuk memburu KKB di Kampung Mudidok, Kabupaten Puncak, Papua.
Kelompok ini disebut kerap melakukan intimidasi terhadap masyarakat setempat.
"Itu semuanya, identitas, senjata, ditinggalkan dulu. Dia (Hedar) masuk sangat dalam di wilayah sangat rawan. Masyarakat juga sudah sangat resah dengan keberadaan KKB yang sering melakukan intimidasi terhadap masyarakat setempat," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa kemarin (13/8).
Dedi melanjutkan, saat melakukan penyelidikan, Briptu Hedar dipanggil oleh temannya, Bripka Alfonso dari distrik yang sama namun berbeda jalur, untuk merapat. Diduga keduanya hendak bertukar informasi.
"Pada saat dilakukan pemanggilan tersebut, secara mendadak muncul KKB di distrik Puncak Jaya, melakukan penyergapan terhadap Briptu Hedar," terang Dedi.
Melihat Briptu Hedar disergap, lanjutnya, Bripka Alfonso yang masih di atas motor, langsung melarikan diri dan akan menginformasikan ke Polres setempat bahwa ada rekannya disandera oleh KKB.
Sementara Bripka Alfonso menuju ke polres, Briptu Hedar disebut berontak dan ingin melarikan diri. Namun, ia langsung diberi timah panas oleh KKB.
"Briptu Hedar kan melarikan diri, dari jarak sekian meter ditembak dari belakang, yang mengenai kepala," tutur Dedi.
Dedi menyebut, orang yang diduga melakukan eksekusi itu berinisial JM, dari kelompok G. Daerah tersebut memang dikuasai oleh kelompok G.
Setelah insiden itu, tim gabungan TNI dan Polri melakukan proses evakuasi terhadap jenazah korban yang ditemukan di dekat jembatan distrik tersebut. Proses evakuasi dari TKP menuju Ibu Kota Papua, Jayapura, itu memakan waktu sekitar satu jam.
Jenazah Briptu Hedar dilaporkan sudah diterbangkan dari Timika menuju rumah duka, Makassar, Sulawesi Selatan pada 12.00 WIT dengan menggunakan Pesawat Sriwijaya. Briptu Hedar juga telah dimakamkan hari ini.