Jakarta, Gatra.com - Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menyebutkan energi panas bumi (geothermal) dan sumber daya air merupakan yang paling potensial untuk dikembangkan di Indonesia saat ini.
Ia mengatakan meskipun Indonesia berada di posisi kedua setelah Amerika Serikat (AS) dalam penggunaan listrik yang berasal dari energi geothermal, namun dari sisi utilitas Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara lainnya.
"Dari utilisasi kita masih jauh rendah hanya 70 persen. Jauh di bawah negara-negara lain yang sudah 30-40 persen," kata Bambang kepada wartawan saat ditemui di JCC, Jakarta, Rabu (14/8).
Oleh sebab itu dirinya berharap agar investasi di bidang geothermal dapat ditingkatkan. Di saat bersamaan, terang Bambang, perlu ada langkah untuk memperbaiki data eksplorasi serta membuat akses sumber pembiayaan yang berbiaya rendah atau bunga rendah. Selain itu harus ada kebijakan tarif geothermal yang sesuai dengan harapan investor dan penyedia tenaga listrik.
"Lima tahun ke depan kita harapkan geothermal meningkatkan produksinya, utilisasinya. Tapi yang terpenting mulai dari masalah dasar tarif, data eksplorasi, dan akses bank," ujarnya.
Ketika ditanyakan lebih lanjut apakah proyek geothermal lebih bankable, Bambang mengaku semua opsi sedang dibicarakan termasuk melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), sehingga Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) bisa masuk jika diperlukan penjaminan atau garansi.
"Garansinya ini lebih banyak kepada political risk maupun perizinan segala macem. Tarif kita usulkan skema cascading. Intinya kita mau usulkan," katanya lagi.