Jakarta, Gatra.com - Pelaksana Harian Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengungkapkan telah muncul awan panas guguran erupsi Gunung Merapi, pukul 04.52 WIB, pada Rabu (14/8).
"Jarak luncur hingga 950 m ke arah hulu Sungai Gendol," ujar Agus kepada Gatra.com, Rabu (14/8).
Agus mengatakan, awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimum 50 mm dan durasi ±95.80 detik.
Agus menyampaikan, beberapa hari sebelumnya gunung dengan ketinggian 2.968 m dpl ini mengalami erupsi terus-menerus.
Sementara Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat melalui rekaman seismograf pada 10 Agustus 2019 terjadi 10 kali gempa guguran, 1 kali gempa hembusan, 1 kali gempa low frequency, 1 kali gempa Hybrid dan 2 kali gempa tektonik jauh.
Hingga saat ini, Gunung Merapi telah ditetapkan status level II atau 'Waspada' sejak 21 Mei 2018.
Terkait status aktivitas Gunung Merapi pada level II, Agus menyebut Badan Gelologi merekomendasikan agar kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak diijinkan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
Kemudian pada Radius 3 km dari puncak agar dikosongkan dari aktivitas penduduk. Dan masyarakat yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana III diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi.
Kawasan Rawan Bencana (KRB) III sendiri merupakan kawasan yang sering terlanda awan panas, aliran lava, lontaran bom vulkanik. Pada kawasan ini, siapa pun tidak diijinkan untuk membuat hunian tetap dan memanfaatkan wilayah untuk kepentingan komersial.
Otoritas setempat memiliki kewenangan untuk menindaklanjuti rekomendasi dari pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)-Badan Geologi.