Mina, Gatra.com - Jutaan jamaah haji mulai kembali ke Mekkah untuk melakukan salat di dekat Kabbah sebelum musim haji berakhir. Rukun islam kelima yang dilaksanakan tiap tahun ini berakhir tanpa insiden, meskipun terdapat tantangan logistik dan meningkatnya ketegangan regional.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (14/8), Arab Saudi merupakan pihak yang bertanggungjawab untuk menjaga kota-kota suci umat Islam di negera tersebut, antara lain Mekkah dan Madinah. Mereka berharap dapat terus memperbanyak jumlah jamaah haji yang mana turut membantu membangun industri pariwisata disana.
Salah satu jamaah haji asal Saudi, Jasem Ali Haqawi mengucapkan terimakasihnya kepada pihak berwenang yang telah mengelola dan mengatur kegiatan ibadah haji dengan baik.
"Tidak ada yang datang ke haji tanpa hal-hal di dalam dirinya yang dia ingin minta dari Tuhan. Yang sakit, yang berhutang, hal-hal semacam itu yang hanya dapat diberikan oleh Tuhan dan karenanya kamu meminta apapun yang kamu inginkan dari Tuhan," katanya sambil bersiap untuk melakukan salat terakhir di Mekkah.
Hampir 2,5 juta jamaah haji datang dari seluruh penjuru dunia untuk melaksanakan ibadah ini. Haji merupakan salah satu rukun islam untuk setiap muslim yang mampu melaksanakannya.
Lebih dari 120 ribu anggota pasukan keamanan dan lebih dari 30 ribu petugas kesehatan berjaga selama berminggu-minggu untuk mengawal jalannya proses haji.
Pada 2015 lalu, 800 jamaah haji meninggal dunia ketika dua kelompok besar jamaah bertemu di persimpangan timur Mekkah yang mengakibatkan banyak korban yang terhimpit dan terinjak. Dari laporan lainnya dikatakan bahwa setidaknya terdapat 2000 korban jiwa, termasuk 400 orang diantaranya warga Iran.
Pihak berwenang Saudi mengatakan pada saat itu bahwa tragedi itu mungkin disebabkan oleh para jamaah yang tidak mengikuti aturan pengendalian kerumunan. Raja Salman memerintahkan penyelidikan terkait kejadian tersebut, namun hasilnya tidak pernah diumumkan.
Iran memboikot haji tahun berikutnya, sebagian sebagai tanggapan terhadap himpitan dan keretakan diplomatik antara kedua negara itu.
Warga Iran hadir tahun ini ketika Riyadh dan Teheran terus berjuang untuk menunjukkan supremasi di wilayah regional. Ketegangan yang sangat tinggi terjadi setelah penyitaan kapal komersial dan serangan terhadap tanker di dekat Selat Hormuz.