Jakarta, Gatra.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menjelaskan, tim gabungan Polri dan TNI masih terus mengejar pelaku penembakan anggota Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Papua, Briptu Hedar hingga kini.
Briptu Hedar jadi korban tewas akibat luka tembak di kepala dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Dedi menjelaskan, kondisi saat ini di tempat kejadian perkara (TKP) Kampung Mudidok, Kabupaten Puncak, Papua, aman terkendali tanpa ada baku tembak susulan. Tim gabungan masih menyusuri tempat itu untuk memburu pelaku.
"Baku tembak tidak ada, tim gabungan TNI dan Polri masih malakukan pengejaran. Wilayahnya cukup luas dan kondisi geografisnya cukup ekstrem di sana," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (13/8).
Dedi menyebut, orang yang diduga melakukan penembakan itu berinisial JM, dari kelompok G.
Daerah tersebut memang dikuasai oleh kelompok G.
Dedi memaparkan kelompok yang menguasai daerah tersebut kerap mengintimidasi masyarakat setempat. Gerombolan itu juga kerap melakukan tindak pidana.
"Selain mengintimidasi, juga ada beberapa tindak pidana yang dilakukan, baik penganiayaan, pengancaman, pemerkosaan maupun tindak kejahatan lainnnya. Berangkat dari informasi tersebut maka Briptu Hedar bersama dua rekannya melakukan proses penyelidikan di wilayah tersebut," ungkap Dedi.
Sebelumnya, Briptu Hedar dilaporkan melakukan penyelidikan tanpa identitas alias undercover untuk memburu KKB di Kampung Mudidok, Kabupaten Puncak, Papua.
"Itu semuanya, identitas, senjata, ditinggalkan dulu. Dia (Hedar) masuk sangat dalam di wilayah sangat rawan. Masyarakat juga sudah sangat resah dengan keberadaan KKB yang sering melakukan intimidasi terhadap masyarakat setempat," jelas Dedi.
Dedi melanjutkan, saat melakukan penyelidikan, Briptu Hedar dipanggil oleh temannya, Bripka Alfonso dari distrik yang sama namun berbeda jalur, untuk merapat.
Diduga keduanya hendak bertukar informasi.
"Pada saat dilakukan pemanggilan, secara mendadak muncul KKB di distrik Puncak Jaya, melakukan penyergapan terhadap Briptu Hedar," terang Dedi.
Melihat Briptu Hedar, Bripka Alfonso yang masih di atas motor, langsung melarikan diri dan akan menginformasikan ke Polres setempat bahwa ada rekannya disandera KKB.
Sementara Bripka Alfonso menuju ke Polres, Briptu Hedar diserang oleh KKB.
"Briptu Hedar kan akan melarikan diri, dari jarak sekian meter ditembak dari belakang, mengenai kepala," tutur Dedi.
Pasca insiden itu, tim gabungan TNI dan Polri melakukan proses evakuasi terhadap jenazah korban yang ditemukan di dekat jembatan distrik tersebut. Proses evakuasi dari TKP menuju Ibu Kota Papua, Jayapura, itu memakan waktu sekitar satu jam.
Jenazah Briptu Hedar dilaporkan sudah diterbangkan dari Timika menuju rumah duka, di Makassar, Sulawesi Selatan pada 12.00 WIT dengan menggunakan Pesawat Sriwijaya. Briptu Hedar juga telah dimakamkan hari ini.