Bandung, Gatra.com- Partai Gerindra mendominasi komposisi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat periode 2019-2024. Hal tersebut dipastikan usai Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat menggelar rapat pleno penetapan kursi partai politik calon terpilih Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jabar di Kantor KPU Jabar, Jalan Garut, Kota Bandung, Selasa (13/8).
Diketahui, partai Gerindra memperoleh 25 kursi, sementara posisi kedua diraih PKS dengan 21 kursi, kemudian disusul PDIP 20 kursi, Partai Golkar 16 kursi dan PKB 12 kursi. Selain itu, Partai Demokrat 11 kursi, PAN 7 kursi, Nasdem 4 kursi, PPP 3 kursi, dan Partai Perindo 1 kursi.
Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jabar Bidang Organisasi, Buki Wibawa menyampaikan, pihaknya siap mengawal setiap kebijakan eksekutif agar benar-benar memihak masyarakat.
"Jadi memang harus sering berteriak. Artinya bukan berteriak menggonggong tetapi mengkritisi setiap kebijakan apakah sesuai atau tidak. Sesuai dengan kapasitas kami sebagai anggota dewan," ujar Buki.
Buki yang juga caleg terpilih DPRD Jabar dari Dapil 1 ini memastikan pihaknya bakal mengutamakan kepentingan masyarakat termasuk bilamana harus mengkritisi kebijakan pemangku jabatan. Kendati demikian, dia ogah bilamana disebut dengan istilah oposisi dari Gubenur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Menurut dia, partainya memiliki kedekatan secara emosional dengan masyarkat Jabar. Bagaimana tidak, dalam dua periode Pilpres terakhir Jabar menjadi lumbung suara dari Prabowo Subianto sebagai Ketua Umum Gerindra.
"Yang pasti kami akan mengedepankan kepentingan masyarakat Jabar. Itu yang diutamakan. Syukur-syukur kalau eksekutifnya selaras dengan harapan kami," katanya
Saat disinggung mengenai kebijakan dan program yang telah digagas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar setelah satu tahun massa kepemimpinan Gubenur Ridwan Kamil, dia sampaikan, akan mempelajari terlebih dulu. Bilamana ditemukan ada yang tidak memihak masyarkat, tentunya harus dikritisi.
"Yang belum baik kita akan kritisi. Pastinya kita melihat persoalan persoalan Jabar itu nanti sesuai dengan penugasan kami di setiap komisi," kata Pria karib disapa Bucky Wikagoe ini.
Sebagai informasi, pada Pilpres 2019 lalu secara politik Gerindra berbeda dengan Gubernur Jawa Barat yang berada di kubu Joko Widodo-Maruf Amin. Hanya saja, pada Pilwakot 2013 lalu partainya mendampingi Ridwan Kamil hingga menjabat sebagai Wali Kota Bandung.
Secara pribadi, dia menilai figur Ridwan Kamil sebagai sosok pemimpin yang berpotensi. Hanya saja, kapasitas Ridwan Kamil ketika menjadi walikota dan menjadi gubenur itu akan berbeda tugasnya. Menurut dia, menjadi gubernur jauh lebih berat dan luas.
"Kalau sebagai gubernur tentu harus ada yang diubah saat beliau menjadi wali kota. Kemudian program-program. Kita akan lihat itu kan persoalan Jabar banyak, itu menyangkut lingkungan, kesejehateraan masyarkat, pembangunan dan sebagainya," paparnya.
Gerindra Belum Tentukan Nama Ketua DPRD Jabar
Sebagai partai yang menguasai kursi di DPRD Jabar, DPP Gerindra belum menentukan nama calon ketua. Kendati demikian Bucky mengklaim partainya memiliki banyak kader berpotensi untuk dijadikan pemimpin.
Salah satunya, dia sampaikan, adalah Ketua DPD Gerindra Jabar Taufik Hidayat yang memiliki kans besar untuk menduduki jabatan tersebut. Tidak hanya itu, ada juga nama Haris Bobihoe yang pada periode sebelumnya menjabat Wakil Ketua DPRD Jabar.
"Ketua dewan belum, tetapi kan banyak potensi di Gerindra. ada ketua DPD Gerindra Pak Taufik Hidayat yang mempunyai kans cukup besar untuk memimpin DPRD Jabar. Dan beliau kan sebagai seorang jenderal saya kira cukup mumpuni yah," pungkas Bucky.