Banyumas, Gatra.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Jawa Tengah menjamin masyarakat di desa terdekat dari kawasan puncak Gunung Slamet sudah siap menghadapi jika situasi memburuk.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Banyumas, Ariono Purwanto mengatakan BPBD telah menggelar simulasi bencana letusan Gunung Slamet di sejumlah desa paling rawan. Terakhir, di Desa Limpakluwus Kecamatan Sumbang, sebagai desa yang paling dekat dengan puncak.
Desa Lipakluwus hanya berjarak enam kilometer dari kawah Gunung Slamet dan merupakan desa terdekat dari kawah Gunung Slamet di Kabupaten Banyumas. Peserta pelatihan adalah warga desa-desa lingkar Gunung Slamet, seperti Kecamatan Sumbang, Baturraden, dan Kedungbanteng.
“Kami memang, dalam proses evakuasinya ada. Di Limpakluwus itu beberapa kali. Persiapan proses evakuasinya ada,” katanya, Selasa (13/8).
Dia mengklaim, masyarakat juga sudah tak terpengaruh kabar bohong atau hoaks yang beredar setelah meningkatnya status Gunung Slamet dari normal menjadi waspada. Masyarakat paham bahwa jarak bahaya saat ini adalah dua kilometer.
“Di beberapa titik, khususnya yang rawan terhadap bencana gunung berapi itu, mereka sudah tahu bahwa dalam status waspada hanya dua kilometer dari puncak yang harus dikosongkan,” ujarnya.
Ariono mengemukakan, pihaknya juga berkoordinasi dengan TNI dan Polri melalui Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk bersama-sama mensosialisasikan potensi bencana letusan Gunung Slamet.
Dan ia juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang menanggapi status Waspada Slamet. Tetapi, ia juga meminta agar masyarakat waspada jika situasi di Gunung Slamet memburuk. "Jalur-jalur evakuasi juga sudah dibuat. Masyarakat tetap tenang tapi waspada," ucapnya.