Jakarta, Gatra.com - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) memberikan apresiasi kepada 74 ikon yang dibagi menjadi empat kategori berbeda. Pemberian apresiasi itu disematkan kepada individu yang dinilai telah memberikan sumbangsih dan pengabdian kepada masyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Plt Kepala BPIP, Hariyono mengatakan, keempat kategori itu antara lain dari bidang Sains dan Inovasi, Olahraga, Seni Budaya dan Bidang Kreatif, serta Social Enterpreneur. Dia menambahkan, sebagian besar penerima penghargaan itu merupakan sosok penggerak bidang sosial dan budaya.
"Pihak yang paling banyak memberikan kontribusi terus menerus terhadap pengembangan nilai-nilai Pancasila itu adalah teman-teman yang bergerak di dalam bidang sosial budaya," ujarnya saat konferensi pers di Gedung BPIP, Jalan Veteran III, Jakarta, Selasa (13/8).
Dia menyatakan, penerima "apresiasi prestasi Pancasila" ini berasal dari beragam usia, mulai dari umur 11 sampai dengan yang paling senior yaitu 96 tahun. Selain itu juga terdapat nama-nama yang tidak asing dalam penganugerahan yang diberikan BPIP tersebut.
Dari daftar penerima apresiasi di bidang Sains dan Inovasi, terdapat nama Aysa Aurealya Maharani dan Anggota Rafitri yang mengklaim telah menemukan obat kanker. Selain itu ada juga Teuku Faisal yang menciptakan alat pengintai longsor.
Di bidang olahraga tentu sudah tak asing lagi, yaitu terdapat Lalu Muhammad Zohri yang di tengah keterbatasannya dapat meraih prestasi gemilang di bidang atletik Internasional. Ada juga pecatur wanita peraih Grand Master, Irene Kharisma Sukandar.
Lalu di bidang seni budaya hadir pula musikus legendaris Tanah Air, Iwan Fals yang juga terdaftar dalam jejeran yang mendapat apresiasi dari BPIP. Dari seni tari, terdapat seniman kawakan, Didik Hadiprayitno atau biasa dikenal dengan nama Didik Nini Thowok serta juga Butet Kertarajasa dan Slamet Rahardjo.
Beralih ke bidang Social Enterpreneur, nama pendiri Gojek, Nadim Makarim masuk kedalam kelompok yang dianggap berjasa. Lalu ada pegiat sosial lain yang sekaligus menjadi kandidat paling senior, Saparinah Sadli sebagai penggagas lahirnya Komnas Perempuan.