Jakarta, Gatra.com - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengatakan, ketahanan pangan identik dengan ketahanan negara. Sebagai salah satu tugasnya membantu Presiden dalam merumuskan kebijakan, Dewan Ketahanan Pangan (DKP) pun segera merumuskan kebijakan strategis Ketahanan Pangan dan Gizi.
"Pertemuan ini sangat penting. Berbicara masalah pangan, pangan kita harus kuat. Ketahanan pangan identik dengan ketahanan negara," kata Amran selaku Ketua Harian DKP dalam arahannya pada Rapat Koordinasi (Rakor) DKP di kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Selasa (13/8).
Baca juga: Pentingnya Ketahanan Pangan di Perbatasan
Melihat urgensinya masalah pangan, lanjut Amran, Pemerintah Indonesia membentuk Satgas Pangan. "Saya mengingatkan agar jangan main-main dengan sektor pangan. Kalau pangan terganggu, satgas pangan akan turun," ujarnya.
Sebelumnya, Sekretaris DKP, Agung Hendriadi, melaporkan tujuan rakor merumuskan kebijakan strategis Ketahanan Pangan dan Gizi, serta Rencana Aksi di tingkat pusat maupun daerah sesuai amanat PP No. 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi.
"Forum ini menyinergikan Kelompok Kerja DKP yang terdiri dari Pokja Teknis, Pokja Ahli, dan Pokja Pemberdayaan serta perwakilan dari Kementerian/Lembaga untuk memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan Rancangan Kebijakan Strategis Ketahanan Pangan dan Gizi," ujar Agung yang juga Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP).
Lebih lanjut, Mentan Amran memaparkan perkembangan pertanian Indonesia 5 tahun terakhir memiliki tren positif dalam 4 tahun terakhir (2015-2018).
"Inflasi pangan berhasil di jaga dibawah 2% dan PDB naik dari target pemeritah 3,5% dengan capaian 3,7%. PDB pertanian Indonesia menduduki peringkat 5 dari 224 negara. Penurunan inflasi bahan makanan Indonesia dari 11,71% menjadi 1,26% (2013-2017)," ujar Amran.
Amran menambahkan, perencanaan pangan 5 tahun ke depan harus melihat bagaimana Indonesia memasuki era Pertanian 4.0 (pertanian presisi melalui teknologi digital), terjadinya transformasi pertanian tradisional ke pertanian modern, dan penurunan inflasi komoditas pangan.
"Penggunaan bibit unggul, pengembangan SDM pertanian digital yang terintegrasi dengan kebutuhan milenial dan menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia harus kita wujudkan," ujarnya.
Baca juga: Kepala BKP Nilai Ketahanan Pangan Sudah Tercapai
Amran juga memaparkan bahwa fokus pembangunan pertanian ke depan untuk mewujudkan ketahanan pangan dapat dilakukan melalui pengembangan rainfed area, wetland area, serta CPO sebagai ujung tombak pertanian.
Rakor ini dihadiri kurang lebih sekitar 100 orang dari perwakilan kementerian atau lembaga, Kelompok Kerja (Pokja) DKP, dan perwakilan dari Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian.