Jakarta, Gatra.com - Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengekspor beras dan beras ketan masing-masing sebesar 75,47 ton dan 44 ton selama Januari-Juli 2019. Adapun nilai ekspor beras dan beras ketan tersebut sebesar USD 153.950 dan USD 67.550.

"Ekspor beras kita beras khusus yang kita jual seperti beras organik, beras ketan, beras merah, dan seterusnya. Jadi yang beras khusus, bukan beras premium atau beras medium. Harganya lebih tinggi," ungkap Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi di kantornya, Jakarta, Senin (12/8).

Adapun tujuan ekspor beras Indonesia adalah Amerika Serikat, Australia, Hongkong, Italia, Singapura, dan Timor Timur.

Suwandi mengaku pihaknya tengah mengembangkan 1000 desa organik untuk menggenjot produksi beras organik. Pihaknya mendampingu petani hingga mendapatkan sertifikasi pertanian organik.

"Kita membantu kelompok tani mendorong, bahkan hampir semua menggunakan tehnik-teknik budidaya ramah lingkungan. Gunakanlah pupuk organik, pestisida hayati," jelasnya.

Direktur Amerika II, Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri, Daryanto Harsono mengungkapkan pihaknya tengah berupaya membuka pasar non-tradisional seperti Amerika Selatan (Amerika Latin) dan Afrika.

"Kami tegaskan kembali terdapat 132 perwakilan RI di luar negeri yang dapat memfaislitasi ekspor Indonesia ke mancanegara," tuturnya.

Daryanto menjelaskan bahwa beras organik sangat berpotensi untuk diekspor ke Amerika Selatan.

"Karakteristik konsumen amerika selatan sangat memerhatikan kesehatan . Kalau dikemas sebagai healthy product [produk kesehatan] punya potensi emnjanjikan di masa mendatang," tuturnya.