Semarang, Gatra.com - Pemerintah agar lebih serius menggarap sektor perikanan dan kelautan yang memiliki potensi besar sehingga dapat menopang ekonomi Indonesia lebih baik.
Ketua Umum Keluarga Alumni Perikanan Undip (Kerapu), Abdul Kadir Karding, menyatakan bahwa selama ini, potensi sektor perikanan dan kelautan belum tergarap secara maksimal.
“Padahal, potensi dari sektor perikananan dan kelautan Indonesia bila dikelola secara optimal mempu menghasilkan Rp2.000 triliun. Ini menjadi tantangan bersama,” katanya pada kuliah umum mahasiswa baru tahun ajaran 2019/2020 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Undip Semarang, Senin (12/8).
Lebih lanjut, anggota DPR RI ini menyatakan, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mencanangkan Indonesia sebagai poros maritim sehingga sudah layak mengandalkan pembangunan sektor kemaritiman.
"Jangan hanya mengandalkan bidang pertanian dan perkebunan karena kesejahteraan rakyat dapat ditopang pada sektor perikanan dan kelautan," katanya.
Terlebih lagi, sekitar 70% wilayah Indonesia terdiri atas lautan yang memiliki kekayaan aneka ragam hayati dengan berbagai macam ikan. “Dari hasil penelitian potensi perikanan di Indonesia mencapai 6,4 juta ton/ tahun,” ujar Karding.
Menurut dia, ke depan, konsumsi penduduk dunia terhadap daging merah diprediksikan bakal menurun dan digantikan daging putih dari ikan. Dengan demikian, potensi perikanan dan kelautan sangat menjanjikan, sehingga pemerintah perlu menangkap peluang ini.
“Mahasiswa FPIK bisa memanfaatkan peluang ini karena masih banyak lahan kosong yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya ikan dan biota laut,” ujarnya.
Untuk mengenalkan bidang kemaritiman kepada generasi muda, Karding mendorong supaya ada kurikulim pembelajaran ilmu perikanan dan kelautan sejak sekolah dasar (SD). “Supaya potensi besar dari sektor perikanan dan kelautan tersebut bisa diketahui sejak dini.”
Menanggapi wacana pembangunan tempat pelelangan ikan (TPI) internasional di Indonesia, Karding menyambut baik. Sebab, dengan adanya TPI internasional itu masyarakat dari luar negeri, misalnya Vietnam, bila ingin mencari bahan baku ikan harus beli di TPI yang ada di Indonesia.
“Keberadaan TPI internasional nantinya dapat memberikan kemakmuran bagi rakyat, terutama para nelayan,” ujarnya.