Jakarta, Gatra.com - Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Wilayah Tano Batak gelar aksi mengkritik pencemaran Danau Toba. Mereka meminta kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk menutup PT. Aquafarm Nusantara yang merupakan usaha keramba jaring apung (KJA). Langkah yang dinilai menjadi penyebab utama pencemaran air di Danau Toba.
"Kami meminta kepada Menteri LHK, Siti Nurbaya untuk mencabut izin PT. Aquafarm Nusantara karena telah mencemari air di Danau Toba. Bahkan sudah ada beberapa akademisi dari universitas yang melakukan penelitian. Hasilnya air di Danau Toba sudah tercemarr parah," kata Ketua AMAN Tano Batak, Roganda Simanjuntak saat ditemui di halaman Gedung Manggala Wanabhakti, Senayan, Jakarta, Senin (12/8).
Dia menyatakan Presiden Joko Widodo dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan sudah mendesak dan memerintahkan PT. Aquafarm Nusantara untuk segera angkat kaki dari kawasan Danau Toba. Namun hingga kini, Roganda mengatakan bahwa hal tersebut belum dilaksanakn oleh jajaran KLHK. Dengan demikian, aksi ini juga merupakan penagihan pihaknya terhadap kementerian tersebut.
Baca Juga: Tiba-tiba Gugatan Sidang Pencemaran Danau Toba Dicabut di PN Jakarta Pusat
"Kami meminta kepastian agar PT. Aquafarm benar-benar keluar dari kawasan Danau Toba. Sebab untuk apa Danau Toba dijadikan sebagai tempat pariwisata, tetapi air yang merupakan salah satu keindahan dari Danau Toba saja sudah tercemar. Wisatawan tidak dapat sekedar memasukkan kaki ke dalam air ataupun bila akan mandi. Usir saja perusahaan tersebut," tegasnya.
Tak hanya PT. Aquafarm, Roganda mengatakan penyebab dari tercemarnya air di Danau Toba adalah adanya peternakan babi di sekitar kawasan tersebut. Alhasil, kotoran dari peternakan babi tersebut dibuang ke Danau Toba.
Lalu ada pula PT. Toba Pulp Lestari (PT. TPL) yang dituding melakukan pembabatan hutan. Langkah yang tentu akan menghabiskan debit air di Danau Toba karena daerah resapan sudah terkikis.