Jakarta, Gatra.com - Ekonom Senior, Rizal Ramli mengaku pesimis target pertumbuhan ekonomi dari pemerintah di semester II-2019 sebesar 5,2% akan tercapai. Dia memperkirakan ekonomi justru turun di angka 4,5%.
Ada beberapa indikator yang bisa dipakai untuk mengukur hal ini. Pertama, makin memburuknya indikator makro atau defisit neraca transaksi berjalan dan neraca perdagangan. Kedua, indikator mikro lewat pelemahan sektor ritel, rendahnya harga komoditas serta rendahnya tax ratio (Rasio penerimaan pajak terhadap pendapatan domestik bruto/PDB).
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman menyayangkan jika pemerintah sering menyalahkan faktor eksternal sebagai biang keladi permasalahan ekonomi.
"Negara lain dapat manfaat kok. Kita kagetan mulu. Padahal ini bisa diperkirakan 1-2 tahun kebelakang," tutur dia.
Baca Juga: Ketua OJK: Pertumbuhan Ekonomi 3 Tahun Terakhir Tidak Fit
Rizal Ramli memberikan tiga resep untuk menggenjot perkenomian Indonesia. Pertama, hentikan kebijakan austerity atau pemangkasan anggaran dan peningkatan pajak. Kedua, berikan stimulus untuk menggenjot daya beli masyarakat.
Stimulus ini langsung diberikan kepada masyarakat bukan koorporasi besar. Terakhir, lanjut Rizal, rencana dan tindakan untuk mengambil manfaat dari perang dagang.
"Kalau tidak ada strategi kita semakin nyungsep dan akan jadi krisis betulan tahun depan. Korbannya siapa sih? Korbannya selalu rakyat biasa," terang dia.