Jakarta, Gatra.com - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani memperingatkan pemerintah agar waspada terhadap maraknya produk impor dari Cina yang diperjualbelikan di platform e-commerce.
Sebab, menurutnya, Cina telah memindahkan Pusat Logistik Berikatnya (PLB) ke Singapura, sehingga otomatis barang dari Tiongkok akan menjadi lebih cepat masuk ke konsumen. Terlebih, saat ini sudah ada dua platform e-commerce asal Tiongkok yang berkembang di Indonesia.
"Jadi masalah e-commerce. Ada dua platform berkembang yang bagus dari Cina. Kan pengennya konsumen beli barang cepat. Untuk mengatasinya dia buka PLB di Singapura," kata Hariyadi ketika dihubungi Gatra.com, Minggu (11/8).
Untuk hal ini, lanjut Hariyadi, sebetulnya Indonesia sudah ada peraturannya, tetapi belum berjalan efektif. Ia berharap, pemerintah melarang barang luar diperdagangkan pada e-commerce dalam negeri. Alasannya, jika kondisi ini dibiarkan akan mematikan industri UMKM dalam negeri.
"Karena kalau masuk, UMKM kita akan mati. Sebab, harga mereka akan murah [dan] kompetitif. Produknya bagus dan variasinya banyak. Konsumen kan tidak peduli mau barangnya dari mana kalo barangnya bagus, murah, dan variannya banyak," ia menjelaskan.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, selama ini, produk Cina disinyalir diperdagangkan melalui e-commerce yang berasal dari Singapura. Terutama barang yang cepat sampai pada konsumen.
Apalagi, tambahnya, barang kecil yang nilainya di bawah US$100 tidak dikenakan bea masuk. "Sekarang waktu pergiriman praktis makin pendek karena dari Singapura. Lalu juga kan tidak ada bea masuk. Karena jumlahnya kecil di bawah US$100," jelasnya.
Oleh sebab itu, menurut dia, pemerintah harus punya posisi tegas. Terlebih menyangkut kepentingan strategis nasional. "Jadi itu yang mengkhawatirkan, kita harus punya posisi yang tegas. Tidak bisa juga semua barang itu dimasukan bebas gitu kan. Kita harus liat dari kepentingan nasionalnya," pungkasnya.