Beirut, Gatra.com - Tentara Suriah telah merebut kota penting secara strategis di Idlib, di markas perkumpulan pemberontak Suriah yang terakhir. Informasi ini bersumber dari pantauan perang dan media militer yang dijalankan oleh sekutu Hezbollah pada hari Minggu (11/8).

"Penangkapan Kota Al-Hobeit, mewakili kemajuan yang paling signifikan dan telah dilakukan pasukan Suriah di provinsi Idlib. Sejak awal serangannya tiga bulan lalu," kata Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) atau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang bermarkas di Inggris.

Dilansir dari Reuters, Unit media Hezbollah menggambarkan, kota itu sebagai pintu gerbang ke pedesaan selatan Idlib, ke jalan raya utama Damaskus-Aleppo dan ke kota Khan Sheikhoun. Pihak pemberontak yang diserang belum mengomentari pengambilalihan Al-Hobeit tetapi minggu ini mengakui mulai kehilangan kendalinya.

"Pertempuran yang dimulai pada hari Sabtu itu menewaskan lebih dari 100 pejuang dari kedua belah pihak. Ketika tentara dan sekutunya melepaskan sekitar 2.000 serangan udara dan artileri terhadap pemberontak yang terpojok ke barat laut Suriah," kata pernyataan dari SOHR.

Presiden Suriah, Bashar al-Assad, yang merayakan hari raya Iduladha di Damaskus pada hari Minggu pagi, telah bersumpah untuk mengambil kembali setiap inci wilayah Suriah. Namun, area besar lainnya masih di luar kendalinya  termasuk kawasan timur laut yang dikuasai Kurdi dan jalur yang dikuasai Turki di sepanjang perbatasan Suriah.

Kampanye militer ini memicu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan lembaga bantuan krisis kemanusiaan lainnya memberikan peringatan. Khususnya terhadap ratusan ribu orang yang melarikan diri dari kekerasan, untuk mencari perlindungan di perbatasan dengan Turki.

Turki, sebagai salah satu pihak pendukung beberapa kelompok pemberontak, telah menempatkan pos pengamatan militer di sekitar garis depan Suriah. Ini mempersulit pergerakan tentaranya.