Palembang, Gatra.com – Semangat berkurban bukan hanya milik mereka yang mampu secara ekonomi, di Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel seorang marbot masjid, A Rahman bin M Sahri rela menyisihkan honornya guna berkurban. Tidak hanya tahun ini, pada Idul Adha tahun lalu pun ia pun telah berkurban.
Ditemui usai menunaikan sholat ied di Masjid Agung Sholihin Kayuagung, Rahman hanya tersenyum saat ditanya alasannya berkurban. Bapak tiga anak yang menjadi marbot Masjid Agung Sholihin Kayuagung mengikuti arisan kurban yang diselenggarakan pihak masjid. Setiap bulan, honornya dipotong Rp300.000. Uang tersebut disetor kepada panitia arisan kurban bersama dengan uang dari jemaah lainnya. “Saya bilang ke pak H Adam, bendahara masjid Agung. Pak, honor saja dipotong saja untuk arisan kurban, dan sisannya baru untuk di rumah,” ucapnya, Minggu (11/8).
Keputusan Rahman ini pun mendapat dukungan keluarga. Untuk mencukupi kebutuhan dan menyekolahkan dua anaknya, ia kerap menjadi pengendara ojek harian di seputaran masjid. “Gaji itu hitungan kita manusia, tapi rezeki Allah yang memberi pasti dicukupkan” ucap lelaki setengah baya ini sambil tersenyum.
Rahman bertugas pada siang dan malam hari di setiap waktu sholat. Selain waktu sholat, iuga berkewajiban membersihkan masjid. Bila tugas di masjid sudah selesai, dia sigap beralih menjadi pengendara ojek. “Narik ojek itu di sela-sela tugas sudah selesai di masjid, misalnya jam 07.00-11.00, nanti lanjut lagi siang, dan sore,” ungkapnya seraya mengaku senang menjadi seorang marbot, selain bisa menunaikan kewajiban sholat lima waktu sekaligus mencari amal dengan membersihkan rumah ibadah, juga memperoleh penghasilan.
“Saya ingin mencari berkah di masjid ini dan oleh pengurus masjid, saya diberi honor tiap bulan dan bisa ikut arisan kurban,” tuturnya.
Tahun lalu, Rahman berkurban untuk dirinya dan di tahun ini ia berkurban atas nama almarhum orangtuanya. Menurutnya, pahala yang tersisa di dunia ini ialah hanya amal kebaikan serta doa anak kepada orang tua ,“Semoga kurban ini bermanfaat untuk sesama,”pungkasnya.
Ketua Masjid Agung Sholihin Kayuagung, Antonius Leonardo menyatakan pihak masjid memberikan kesempatan kepada jema’ah dan warga sekitar untuk berkurban melalui metode arisan. Setiap bulan uang arisan disetorkan dan dikumpulkan di bendahara. Untuk satu kali arisannya yakni seekor sapi yang diikuti oleh tujuh orang dan marbot masjid juga sudah dua tahun mengikuti arisan tersebut. Sistemnya seperti menabung setiap bulan dan pada menjelang Idul Adha, uangnya dibelikan hewan kurban. “Jika niat berkurban langsung pada hari Idul Adha, mungkin nilainya besar, tapi jika dicicil maka akan jauh lebih ringan dan terjangkau,” ungkap Anton.
Di masjid ini, selain kurban dari Rahman, pengurus masjid berhasil mengumpulkan 22 hewan kurban lainnya dan Sekretaris Daerah H. Husin mengapresiasi upaya pengurus Masjid Agung Sholihin yang menginisiasi jema’ahnya berkurban dengan sistem arisan.