Stockholm, Gatra.com - Pelatih Juventus, Maurizio Sarri, mengatakan, masih belum tahu mengenai masa depan Paulo Dybala di Juventus, meskipun sang pelatih mengakui akan adanya perpindahan.
Sarri menyebut kebijakan transfer Juventus memalukan karena membiarkannya menangani skuat yang ‘bengkak’. Penyerang tim nasional Argentina, Paulo Dybala, sebelumnya dikabarkan akan bertukar posisi dengan Romelu Lukaku dari Manchester United (MU), namun kesepakatan itu gagal terwujud.
Baca juga: Juve Selangkah Lagi Sepakat Jual Dybala Untuk Spurs
Kemudian, Dybala juga dikabarkan akan bergabung dengan Tottenham Hotspurs pada deadline transfer Kamis (8/8) lalu. Namun hal itu juga gagal terwujud.
Juve saat ini sedang dalam kondisi yang canggung menyambut pertandingan pertama mereka di Serie A 2019/20. Sarri sadar bahwa timnya saat ini memiliki banyak pemain setelah kedatangan Matthijs de Ligt, Danilo, Luca Pellegrini, Merih Demiral, Adrien Rabiot, Aaron Ramsey, dan Gianluigi Buffon.
Pelatih kepala Juve berharap klub dapat menonaktifkan beberapa pemain senior mereka dari daftar 25 pemain yang akan dibawa ke Liga Champions, jika klub tidak dapat menjual para pemain tersebut.
Sarri juga mengaku tidak yakin dengan masa depan Dybala. Lebih lanjut dia mengatakan, kebijakan direktur olahraga Juventus, Fabio Paratici, tidak efektif sehingga membuat kondisi tim seperti saat ini.
“Kita harus memangkas 6 pemain dari skuat Liga Champions. Jika tidak, kami akan kerepotan dengan pilihan yang ada. Dua puluh hari terakhir dalam bursa transfer adalah hal yangs sulit untuk kami. Situasi yang memalukan, karena kami mengambil risiko untuk meninggalkan pemain unggulan kami dari skuat,” ujar Sarri dilansir dari Fox Sport Asia, Minggu (11/8).
Baca juga: Manchester United Pastikan Gagal Dapatkan Paulo Dybala
Sarri mengaku ingin mempertahankan semua pemainnya, namun permasalahnnya Juventus kekurangan pemain lokal sehingga skuat untuk Liga Champions bianconeri hanya 22 pemain. Jumlah tersebut sudah termasuk tiga penjawa gawang.
Menurut Sarri, situasi akan merepotkan, sebab market bisa saja memaksa Juve untuk mengambil keputusan yang tidak ingin mereka ambil.