Home Ekonomi Kemenkop Dorong KUKM Ikut Tekan Devisit Neraca Perdagangan

Kemenkop Dorong KUKM Ikut Tekan Devisit Neraca Perdagangan

Jakarta, Gatra.com - Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Prof. Rully Indrawan, mengatakan, pihaknya mendorong ekspor produk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk mengatasi devisit neraca perdagangan.

Rully dalam keterangan tertulis yang diterima Gatra.com di Jakarta, Minggu (11/8), menyampaikan, ekspor produk UMKM merupakan salah satu langkah strategis agar kondisi ekonomi nasional lebih stabil setelah Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami devisit neraca perdagangan sejak tahun lalu.

"Namun faktanya, kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional masih rendah, yaitu sebesar 15,80% atau sekitar US$23 miliar dari total ekspor nonmigas. Angka tersebut juga lebih rendah dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti Vietnam 20,00% dan Thailand 29,50%," katanya.

Baca juga: Neraca Perdagangan 2018 Jeblok akibat Migas

Rully mengatakan, peran KUKM dalam menekan devisit neraca perdagangan sudah ditunjukkan dengan melakukan beberapa langkah. Misalnya dari sisi industri pengolahan berbasis pertanian di pedesaan, tumpuan produksi dilakukan tidak hanya pada ekspor produk pertanian bahan mentah, namun sudah diolah sehingga memiliki nilai jual lebih tinggi.

"Hasilnya pertumbuhan produksi tahunan industri mikro dan kecil mencapai 3,92% untuk makanan dan 7,70% untuk minuman. Sektor ini juga memberikan kontribusi terbesar pada ekonomi kreatif dengan kontribusi 41,69%," ujar Rully.

Di samping itu, peningkatan produk ekspor UKM untuk jenis makanan dan minuman telah memberikan kontribusi besar pertama pada ekonomi kreatif sebesar 41,69%. Fesyen menempati urutan kedua dengan nilai kontribusi sebesar 18,15%. Sedangkan untuk usaha furnitur dan craft berada di urutan ketiga dengan nilai kontribusinya sebesar 15,70%.

Untuk sektor pariwisata, Rully mengatakan, peningkatan ekspor dilakukan dengan meningkatkan produk unggulan desa melalui one village one product (OVOP) yang terintegrasi dengan industri pariwisata. Ia juga mendorong optimalisasi ekspor ke pasar nontradisional agar devisit neraca perdagangan dapat ditekan secara maksimal.

Baca juga: Neraca Perdagangan Defisit Parah, Menkeu: Ini Imbas Pelemahan Ekspor

Untuk diketahui, Indonesia memiliki sekitar 58 juta unit usaha UMKM, mencapai 99,90% dari total unit usaha yang tersebar di seluruh Tanah Air. Namun masalah pembiayaan menjadi salah satu tantangan bagi kemajuan UMKM Tanah Air. Penyababnya adalah masih rendahnya kucuran kredit yang ditujukan untuk sektor ini.

"Ini adalah usaha-usaha yang dimiliki dan dijalankan oleh para petani, nelayan di pelosok daerah, tukang sayur, di pasar tradisional dan semacamnya. Banyak di antara mereka yang belum memiliki akses pinjaman ke bank," ungkap Rully.

Ia melanjutkan bawa terkonsentrasinya pelaku ekonomi di sektor ini tidak serta merta diikuti dengan kucuran kredit yang mencukupi. Dari Rp5.300 triliun total kredit yang dikucurkan oleh bank umum di Indonesia tahun lalu, kurang dari 20%, atau sekitar Rp1.000 triliun saja yang ditujukan bagi UMKM.

117