Jakarta, Gatra.com - Kanker kolorektal atau kanker usus besar adalah jenis kanker yang tumbuh pada usus besar (kolon). Kanker ini menjadi penyebab kematian terbanyak kedua akibat kanker, dan menjadi jenis kanker ketiga terbanyak yang diidap laki-laki dan perempuan.
Di Indonesia setiap tahunnya, ada sekitar 30.017 kasus kanker kolorektal baru yang mengancam jiwa pengidapnya. Dokter Spesialis Bedah Digestif RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr.dr.Toar J.M Lalisang SpB-KBD mengatakan kanker kolorektal umumnya berkembang dari polip usus atau jaringan yang tumbuh pada dinding dalam kolon atau rektum.
Kanker ini tidak memiliki gejala pada tahap awal, gejala baru muncul saat sel kanker sudah di tahap lanjut. Berikut adalah faktor risiko kanker kolorektal pada manusia:
1. Usia
Sekitar 90% kanker kolotektal menyerang para lansia, yang berusia di atas 50 tahun. Hal ini karena metabolisme manusia saat berusia lanjut sudah tidak lagi bekerja dengan baik. Ketika sel-sel sehat dalam usus besar tumbuh dan membelah secara teratur, ini bisa menjaga tubuh tetap berfungsi normal. Namun ketika sel-sel tersebut rusak maka potensi terjadinya polip pada rektum akan semakin besar.
2. Adanya Polip
Polip adalah jaringan abnormal, yang bisa tumbuh dalam tubuh. Pada kasus kanker kolorektal, polip tumbuh di dinding kolon atau rektum.
3. Inflammatory Bowel Disease (IBD)
IBD adalah peradangan usus besar yang berlangsung sejak lama. Jika Anda pernah terdiagnosis IBD, segera lakukan skrining kanker kolorektal untuk mencegah jenis kanker ini.
4. Faktor Genetik
Risiko terkena kanker kolorektal akan meningkat jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat serupa. Jika ada riwayat kanker kolorektal pada keluarga, segera datangi medis dan lakukan proses skrining untuk deteksi dini.
5. Kurang Berolahraga
Menurut Dokter Toar, aktivitas fisik sangat diperlukan tubuh untuk mengurangi risiko kanker kolorektal. Hal ini karena penumpukan lemak di dalam tubuh bisa berdampak pada perkembangan polip di dalam rektum.
Selain faktor tersebut, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko penyakit kanker kalorektal. "Faktor lain seperti merokok dan meminum alkohol, sering makan makanan berlemak atau menjalani diet tinggi lemak, kurang makan makanan berserat, paparan radiasi, dan defisiensi (kekurangan) selenium," ungkap Dokter Toar usai mengisi acara seminar kanker kolorektal oleh komunitas kanker CISC Indonesia di RSCM, Jakarta, Sabtu (10/8).