Home Ekonomi Jokowi Terkesan Kemajuan Mekanisasi Pertanian Indonesia

Jokowi Terkesan Kemajuan Mekanisasi Pertanian Indonesia

Jakarta, Gatra.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkesan dengan mekanisasi pertanian Indonesia di antaranya banyaknya alat mesin pertanian (alsintan) yang telah dibagikan kepada petani seperti di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara (Sumut).

Dikutip dari laman resmi Sekretaris Kabinet (Seskab), Sabtu (10/8), Presiden Jokowi mengatakan dalam 5 tahun terakhir Kementerian Pertanian (Kementan) sudah membagikan traktor, excavator, dan bulldozer untuk daerah-daerah yang memiliki lahan ukuran besar.

"Saya juga kaget juga dalam satu kabupaten traktornya begitu banyaknya, excavator-nya begitu banyaknya, sehingga lahan besar bisa dikerjakan dengan mekanisasi peralatan-peralatan yang ada yang saya lihat itu bantuan dari Menteri Pertanian," kata Jokowi.

Saat berdialog dengan peserta Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2019 di Istana Negara, Jakarta, Selasa siang (6/8), Jokowi setuju dengan usulan agar dilakukan sosialisasi untuk memodernisasi para petani, sehingga mereka tidak perlu lagi membakar hutan dan lahan untuk memulai membuka lahan.

"Memang kita harus berani mengalihkan pola-pola pertanian tradisional menuju ke pola-pola pertanian yang modern memakai teknologi. Ini tugas bupati, tugas wali kota, tugas gubernur, tugas menteri-menteri dan tugas kita semuanya," katanya.

Untuk itu, Presiden meminta pada bupati yang memiliki lahan yang bisa dikerjakan secara bukan manual, agar meminta bantuan kepada Kementan yang setiap tahun mempunyai banyak bantuan untuk alat-alat seperti itu.

"Jadi kita ubah petani yang sudah berpuluh-puluh tahun dengan untuk land clearing dengan cara membakar diganti dengan pembersihan land clearing dengan traktor, dengan excavator tanpa harus membuat api," kata presiden seraya menambahkan, di APBD provinsi, APBD di kabupaten atau kota ada semuanya.

"Berilah petani-petani kita dengan dengan mindset yang baru, pola pikir yang baru dalam bekerja, jangan biarkan mereka sudah berpuluh-puluh tahun kita masih melihat petani yang enggak mungkin mau land clearing 2 hektare dicangkul, enggak mungkin," ujarnya.

Dukungan terhadap upaya pemerintah mewujudkan Pertanian 4.0 datang dari Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Imam Santoso, beberapa waktu lalu. Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Teknologi Pertanian Indonesia (FKPT-TPI) tersebut menyampaikan bahwa sektor pertanian harus sudah mengimplementasikan teknologi dalam proses pertanian dari hulu sampai dengan ke hilir.

"Di era serba digital ini, sektor pertanian harus sudah mulai menggunakan teknologi. Dengan teknologi semua akan menjadi efektif dan efisien. Begitupula target yang akan dicapai akan lebih realistis, karena teknologi itu identik dengan presisi tinggi. Selain itu, untuk makin meningkatkan keberhasilan pertanian presisi ini perlu didukung juga oleh pengembangan agroindustri 4.0, yang mengintegrasikan hulu hilir secara efektif dan efisien," ujarnya.

Imam menyampaikan bahwa pertanian presisi (precision agriculture) atau pertanian terukur, atau yang lebih dikenal dengan precision farming, merupakan konsep pertanian berbasis teknologi yang dalam pendekatannya bertumpu pada observasi dan pengukuran yang nantinya akan menghasilkan data untuk menentukan kegiatan kerja bercocok tanam yang efektif dan efisien.

Program Pertanian 4.0 yang digiatkan Kementan saat ini, telah disalurkan bantuan alsintan tidak kurang dari 350 ribu unit, terdiri dari traktor roda dua, traktor roda empat, pompa air, rice transplanter, cooper, cultivator, exavator, hand sprayer, implemen alat tanam jagung, dan alat tanam jagung semi manual.

Pada tahun 2015, alsintan yang disalurkan sebanyak 54.083 unit, pada tahun 2016 sejumlah 148.832 unit, pada tahun 2017 sebanyak 82.560 unit, dan pada tahun 2018 sejumlah 112.525 unit. Alsintan tersebut telah diberikan kepada kelompok tani atau gabungan kelompok tani, UPJA, dan brigade alsintan.