Buleleng, Gatra.com – Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kelompok Pengrajin Kerang Sari Mutiara ini tak sepi dari pembeli maupun pesanan khusus. Pengrajin yang berlokasi di Banjar Dinas Palasari, Desa Pemuteran, Buleleng, Bali ini memanfaatkan sampah laut, terutama kulit kerang untuk berbagai jenis kerajinan tangan bernilai jual tinggi.
"Dari tangan-tangan merekalah UMKM ini bisa mengubah limbah kulit kerang berbagai jenis untuk kerajinan," kata Kepala Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBPP) Gondol, Bali, Bambang Susanto, M.Si, beserta staf saat meninjau pengrajin kulit kerang, di Buleleng, Bali, Jumat (9/8)
Cangkang kerang dari berbagai jenis dan ukuran itu mereka sulap menjadi aksesoris perempuan, gelang, kalung, bingkai foto, gantungan kunci, perkakas rumah tangga, dan lain sebagainya.
"Di rumah ini kami dibantu lima pengrajin yang menghasilkan bermacam kerajinan sesuai pesanan seperti tempat liontin, interior untuk hotel dan berbagai jenis kerajinan,” ujar Endy Rahman, Ketua kelompok Pengrajin Kulit Kerang.
Lanjut Endy, hasil kerajinan ini dikirim ke toko cindera mata Denpasar atau mendapat pesanan dari hotel-hotel. Bahkan dari mulut ke mulut para turis asing banyak yang berkunjung ke tempat usahanya untuk membeli langsung.
“Mereka turis dari Afrika Selatan, Spanyol dan sebelumnya dari Italia,” tuturnya.
Endy mengaku awal mula belajar menekuni kerajinan ini dari pamannya yang juga sebagai pengrajin pada 2004. Ialebih banyak mengerjakan cangkang dari mutiara dan jarang mengerjakan kulit dari abalone. Menurutnya cangkang dari abalon lebih gampang pengerjaannya karena tidak terlalu banyak debu.
“Kesulitan sebagai pengrajin adalah pengadaan bahan baku yang susah kami dapat, mau beli dari perusahaan sudah dipesan dari luar. Kami minta disasakan cangkang yang tidak begitu bagus agar usaha kami bisa jalan,” pinta Endy.