Jakarta, Gatra.com - Polri menegaskan Tim Teknis Novel Baswedan tak akan menyentuh kasus 'buku merah' dalam pengusutan kasus penyiraman air keras penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu. Menurut Polri, kasus tersebut sudah ditutup.
Diketahui kasus 'buku merah' adalah kasus suap impor daging sapi yang menyeret Basuki Hariman dan Patrialis Akbar.
"Persoalan itu kan sudah final. Tidak ada hal yang tersangkut dengan Novel," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Humas Polri, Kombes Pol. Asep Adi Saputra di Mabes Polri, Jumat (9/8).
Tim Teknis, kata Asep, hanya fokus terhadap enam kasus 'high profile' yang direkomendasikan oleh Tim Pencari Fakta (TPF). Deretan kasus itu diduga menjadi penyebab penyerangan pada 11 April 2017 silam.
"Segala kemungkinan atau probablitas, ya TPF kan ungkap ada 6 high profile ya, yang jadi latar belakang," papar Asep.
Sebelumnya, Novel Baswedan menganggap TPF melupakan satu kasus yang diduga bisa menjadi motif penyerangan dirinya, yaitu kasus suap impor daging dengan tersangka Basuki Hariman.
TPF menduga ada enam kasus high profile yang diduga menjadi motif serangan balik pelaku terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.
Diketahui, lima di antaranya merupakan kasus yang ditangani Novel di KPK, yakni dugaan korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP); kasus mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar; kasus Mantan Sekjen MA, Nurhadi; kasus korupsi mantan Bupati Buol, Amran Batalipu; dan kasus korupsi Wisma Atlet.
Sementara, satu kasus lagi tak ditangani Novel sebagai penyidik KPK, melainkan sebagai Kasat Reskrim, yaitu penembakan pelaku pencurian sarang burung walet di Bengkulu pada 2004.
Akan tetapi, Novel menganggap TPF melupakan satu kasus yang diduga bisa menjadi motif penyerangan dirinya, yaitu kasus suap impor daging dengan tersangka Basuki Hariman.
Kasus itu berkembang menjadi kasus yang dinamakan 'buku merah', karena ada catatan yang ditemukan berisi daftar penerima suap.
Investigasi Indonesialeaks memaparkan, muncul dugaan perusakan barang bukti dalam kasus suap impor daging tersebut. Laporan itu menyebut bahwa perusakan barang bukti diduga dilakukan oleh dua penyidik yang berasal dari Polri.
Aliran dana suap impor daging tersebut diduga mengalir ke Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. Novel mengatakan, saat ada pertemuan TPF di KPK, saat itu tim tersebut menyampaikan kasus-kasus yang diduga berkaitan dengan penyerangan Novel, salah satunya kasus suap impor daging.
"Ini bukan kata saya. Ketika tim pakar datang ke KPK, ada dugaan keterkaitan dengan skandal kasus daging atau buku merah. Maka saya ingatkan bahwa TPF pernah menyampaikan hal itu waktu pertemuan di KPK," kata Novel dalam program "Mata Najwa" yang ditayangkan Narasi TV dan diunggah pada Kamis (25/7/219).
Meski begitu, Novel enggan berspekulasi soal adanya konflik kepentingan karena dugaan keterlibatan jenderal polisi. Ia hanya ingin tim fokus untuk mendalami bukti-bukti dan saksi yang sudah diperiksa.
"Kita mau fokus dalam masalah investigasi ini. Ini masalah serius dan dikaitkan dalam serangan ke KPK yang tidak pernah diungkap sama sekali," kata Novel.