Home Kesehatan Riwayat 3 Letusan Terakhir Gunung Slamet

Riwayat 3 Letusan Terakhir Gunung Slamet

Pemalang, Gatra.com – Sejak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMB) mendirikan Pos Pengamatan Gunung Slamet Gambuhan, Pemalang, Jawa Tengah, gunung terbesar di Jawa dan tertinggi kedua di Pulau Jawa meletus atau mengalami tiga kali erupsi, yakni tahun 1988, 2009 dan 2014.

Serupa dengan ancaman Gunung Slamet yang berpotensi erupsi saat ini, potensi ancaman bahaya Gunung Slamet adalah erupsi magmatik yang menghasilkan lontaran material pijar yang melanda daerah di sekitar puncak. Ada pula potensi erupsi freatik dan hujan abu di sekitar kawah.

Pengamat Pos Pengamatan Gunung Slamet PVMBG, Nurkholis mengatakan dalam erupsi sebelumnya lontaran material pijar terjadi pada kawasan puncak dengan radius sekitar dua kilometer. Material yang dimuntahkan perut Gunung Slamet itu tak sampai mengenai kawasan hutan.

Sebab itu, tak ada kerugian yang dilaporkan, terkecuali lantaran ada hujan abu tipis di beberapa wilayah sekitar Gunung Slamet. Seperti diketahui, Gunung Slamet dikelilingi oleh lima Kabupaten, meliputi Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal dan Kaupaten Brebes.

“Kebakaran hutan tidak terjadi. Karena materialnya tidak sampai ke kawasan vegetasi hutan,” katanya, Jumat (9/8) .

Meski begitu, Nurkholis tak berani berspekulasi bahwa Gunung Slamet yang kini berstatus Waspada atau Level II akan mengalami erupsi yang sama dengan tiga letusan terakhir. Sebab, dilihat dari jejak geologinya, Gunung Slamet pernah meletus besar.

Ini bisa dilihat dari batu-batu vulkanik yang kini masih nampak dalam radius delapan kilometer atau lebih dari Puncak Gunung Slamet. Kini, lokasi di mana batuan itu jatuh telah berkembang menjadi permukiman penduduk.

“Di sini yang dekat dengan Pos, ada Gambuhan atau Desa Jurangmangu,” ucapnya.

Namun, ia mengaku tak mengetahui pasti kapan letusan besar Gunung Slamet itu terjadi. Perlu penelitian mendalam dari sisi geologi untuk mengungkap letusan Gunung Slamet yang pernah terjadi pada masa lalu.

Diketahui, Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian ESDM menaikkan status Gunung Slamet menjadi Level II (Waspada) dari sebelumnya Level I (Normal), Jumat (9/8/2019) pukul 09.00 WIB.

Kepala Kepala PVMBG, Kasbani mengatakan berdasarkan data pemantauan instrumental, terjadi peningkatan yang cukup signifikan dan perlu diantisipasi jika terjadi erupsi. Karenanya, tingkat aktivitas Gunung Slamet dinaikkan dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada).

Sebelumnya, peningkatan aktivitas Gunung Slamet mulai terekam sejak Juni 2019 lalu. Selain penampakan visual, hasil pendataan instrumen pemantau aktivitas menunjukkan bahwa dalam sehari gempa embusan bisa terjadi 1.000 kali.

“Akhir Juni lalu kan terjadi peningkatan aktivitas Gunung Slamet, baik secara visual maupun dari data instrumen, seperti gempa embusan, itu meningkat sangat signifikan. Itu dalam satu hari bisa mencapai 1.000 kali,” kata Kasbani, saat dihubungi Gatra.com, Jumat (9/8) siang.

8496