Jakarta, Gatra.com – Tim penyidik Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri bekerjasama Polda Jawa Tengah memeriksa 20 saksi untuk mendalami penyebab padamnya listrik massal atau blackout yang terjadi di Pulau Jawa pada Minggu 4 Agustus lalu.
"Dari Polda Jawa Tengah yang berkolaborasi dengan Direktorat Tindak Pidana Tertentu, Direktorat Siber dan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor), kurang lebih (periksa) 20 saksi," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra.
Saksi-saksi yang diperiksa itu, lanjut Asep, berasal dari karyawan PLN dan warga sekitar UPT Ungaran, lokasi yang diduga sebagai pusat kerusakan, penyebab padamnya listrik.
Sebelumnya, tim gabungan Polri dan PLN mulai menginvestigasi kasus pdamnya listrik massal atau blackout yang menimpa setengah Pulau Jawa pada Minggu (4/8) lalu. Penelitian dilakukan dari hulu, di UPT Ungaran, Jawa Tengah pada Kamis (8/8).
"Tim akan melakukan penelitian dari hulu, dari Ungaran dulu, ada 225 pembangkit. Kemudian nanti jalurnya Jateng, Jabar, Banten dan terakhir Jakarta," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada Kamis lalu (8/8).
Dedi menjelaskan, untuk Jakarta, tim nantinya bakal fokus menginvestigasi Pusat Pengatur Beban (P2B) Gandul, Depok. Sebab, di sana semha masalah powerplan dapat terpantau.
"Karena disitu bisa dipantau per 30 menit terkait masalah power plan yang ada di 225 pembangkit tenaga listrik. Itu bisa dilihat semuanya, sejauh mana kesiapannya secara teknis kemudian dari manusianya," paparnya.
Terkait waktu kerja tim, Dedi menyebut tim akan berjalan selama dua pekan dan dibagi menjadi dua tahap.
Pekan pertama, tim harus mendapatkan penyebab awal terjadinya blackout yang selanjutnya akan dipublikasikan baik oleh Polri maupun PLN.
Pekan kedua, tim harus mendapatkan hasil komprehensifnya.
"Nanti minggu kedua, diaudit semuanya itu, dari Ungaran sampai Jabar kemudian Banten, dan Jakarta," ungkapnya.