Jakarta, Gatra.com- Harga emas terus mengalami kenaikan, harga per gram tembus Rp753.000. Hal ini dinilai wajar, apabila melihat kondisi ekonomi global yang belum memberikan kepastian.
President Director of Sucor Asset Management, Jemmy Paul Wawointana mengatakan, hal itu merupakan hal normal sebagai outlook negatif dari para investor terhadap trade war Amerika Serikat (AS) dan Cina.
"Jadi, mayoritas investor berpikir, amerika yield-nya bisa negatif, sama seperti Eropa. Membuat mereka berpikir, akan lebih aman memegang emas daripada mata uang asing," ujarnya dalam Lembaran Baru Dunia Investasi Indonesia, CommonwealthBank, di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Kamis (8/8).
Jemmy juga menjelaskan, mayoritas orang menilai, cadangan emas di dunia sudah hampir menipis. "Jadi, tentunya hal ini memberikan ketakutan untuk investor. Padahal, kalau saya lihat cadangan emas di Indonesia juga masih cukup banyak," katanya.
Sementara itu, Head of Wealth Management and Retail Digital Bussiness Commonwealth Bank Indonesia, Ivan Jaya menambahkan, emas juga tengah mengalami peningkatan persentase sekitar 70% hingga 80% dari tahun ke tahun.
"Jadi, bisa dikatakan emas itu sudah merupakan instrumen defensive untuk para investor," tutupnya.