Jakarta, Gatra.com - Indonesia terpaksa membuka keran impor ayam untuk memenuhi persyaratan dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), setelah dikalahkan Brazil dalam gugatan terkait penutupan impor ayam oleh Indonesia.

Brazil telah menggugat Indowsia sejak 2014. Kemudian, Brazil memenangkan gugatan pada tahun 2017. Dianggap tidak memenuhi kewajibannya.

"Dalam hukum WTO kalau kalah kebijakn yg tidak sesuai harus diubah," ungkap Direktur Perundingan APEC dan Organisasi Internasional, Antonius Yudi Triantoro kepada Gatra.com, Kamis (8/8).

Yudi menegaskan, impor ayam tidak serta merta masuk ke Indonesia, melainkan keputusan tersebut membuat akses pasar ayam di Indonesia terbuka.

"Kalau benar-benar negara lain ekspor ada kondisi-kondisi yang harus dipenuhi. Pertama, ayam mereka harus sehat. Kedua, kehalalannya. Ketiga, harganya masuk," ungkapnya.

Ekonom Universitas Indonesia, Fithra Faisal berpendapat Indonesia suka atau tidak harus memenuhi keputusan dari WTO.

"Kalau kita menahan itu [keputuaan WTO], mungkin akab memicu aksi retaliasi dari mereka. Kita akan perang dagang dengan Brazil dan negara-negara partner lainnya," terangnya ketika dihubungi Gatra.com, Kamis (8/8).

Menurutnya, penyebab kegagalan Indoneaia dalam WTO terkait sengketa impor ayam adalah lemahnya negosiasi dan tata niaga ayam yang bermasalah, terkait data.

Fithra berpendapat kemungkinan besar produk ayam yang masuk ke Indonesia dari Brazil adalah ayam beku. Apabila ini terjadi, tidak akan terlalu mengganggu pasar ayam domestik yang didominasi produk ayam segar.

"Kalau banyak [impor] ayam hidup akan sangat bersaing dengan peternak lokal. Hal ini jadi tekanan bagi masyarakat kita," ujarnya.