Jambi, Gatra.com - Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Jambi, Usman Ermulan mengimbau para petani maupun warga di wilayah tersebut untuk tidak membuka hutan dan lahan dengan cara membakar selama musim kemarau ini.
"Kebiasaan ini tanpa memperhitungkan ataupun mencegah merambatnya api hingga ke kawasan hutan. Kobaran api-pun tidak dapat dikendalikan. Cara seperti itu tidak boleh dilakukan," kata Usman, Kamis (8/8).
Mereka menilai, kata Usman, dengan cara membakar dapat mengurangi biaya pengelolaan pertanian. Padahal cara begitu cepat meluas, apalagi di atas lahan gambut yang bisa meluas hingga merembet ke pemukiman warga. Saat mengering gambut mudah terbakar dan menimbulkan asap tebal nan hitam.
"Jika sudah terbakar, api di lahan gambut sulit dipadamkan karena lahan gambut sangat kering sampai kedalaman tertentu. Sisa gambut di bawah permukaan menjadi semacam bahan bakar, sehingga api yang tampak padam di permukaan, tidak berarti benar-benar padam," ujar Usman.
Di bawah permukaan tanah, sambung Usman, secara lambat bara api tetap menyala sehingga sulit dideteksi. Ini pula yang menimbulkan asap tebal. Apalagi potensi lahan gambut di Provinsi Jambi cukup luas, lebih kurang 617.562 Hektar. Potensi gambut terdapat di Kabupaten Muaro Jambi 266.054 hektar, lahan gambut Tanjabtim 181,237 hektar, lahan gambut Tanjabbar 141.219 hektar, Sarolangun 26.583 hektar, Merangin 2.109 hektar, dan Kota Jambi 360 hektar.
Mantan pejabat Disbun itu, menyebut karena kebakaran menimbulkan berbagai dampak negatif yang luar biasa. Kerusakan ekologis, menurunnya keanekaragaman hayati, perubahan iklim, serta menimbulkan asap yang dapat mengganggu kesehatan dan mengganggu aktivitas trasnportasi darat laut dan udara.
"Maka semua pihak dan semua komponen masyarakat harus bersama-sama mencegah dan memadamkan kebakaran hutan dan lahan. Di samping kita memproduksi asap sendiri, juga mendapatkan kiriman dari daerah lain," kata mantan Anggota DPR RI ini.
Usman menambahkan, supaya permasalahan kabut asap pekat yang pernah terjadi pada tahun 2015 dengan berbagai kerugian dan persoalan yang ditimbulkannya tidak terulang lagi pada tahun ini, dan tahun-tahun mendatang. Untuk itu, kewaspadaan harus terus ditingkatkan.
Daerah yang rawan karhutla, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Tebo, Kabupaten Merangin, Kabupaten Batanghari, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Bungo, dan Kabupaten Sarolangun.
"Kita juga mengimbau warga diminta lebih hati-hati dengan tidak membakar sampah di lokasi yang rawan terjadi kebakaran serta membuang puntung rokok sembarangan," ujar mantan Bupati Tanjung Jabung Barat ini.