Sarolangun, Gatra.com - Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Sarolangun, Jambi sedang berupaya mendorong para Kepala Desa dan masyarakat daerah itu agar bisa memanfaatkan potensi wisata yang ada di daerahnya masing-masing.
Kepala Disparpora Sarolangun, Muhammad Idrus dikonfirmasi Gatra.com, Kamis (8/8) mengatakan bahwa potensi wisata di Kabupaten Sarolangun ini mencakup wisata alam, wisata buatan dan wisata minat khusus hingga cagar budaya. Semua itu butuh perhatian untuk memaksimalkan potensinya.
"Termasuk di Kecamatan air hitam, ada pohon kaki seribu yang saat ini sedang booming, karena tumbuhnya hanya di situ apalagi ada sumber air panas," kata Idrus.
Ia menyebut, tahun ini Pemkab Sarolangun mendapatkan kucuran dana melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) pusat sebesar Rp1,9 miliar untuk pengembangan objek wisata Dam Ayik Muap di Desa Jernih, Kecamatan Air Hitam daerah itu, serta pembangunan pagar di Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam.
Di lokasi Dam Ayik Muap ini, anggaran yang diluncurkan ini lebih kurang Rp1,6 miliar untuk pembangunan lima fasilitas pendukung, seperti musholla, toilet dan kamar mandi, jembatan menuju titik Ayik muap, jalan setapak, dan gazebo untuk tempat bersantai para pengunjung.
"Dam Ayik Muap kita sudah dorong melalui DAK. Alhamdulillah fasilitas disiapkan lima kegiatan, musholla, toilet dan kamar mandi, jembatan menuju Ayik Muap, jalan setapak, dan gajebo, cukup lumayan tahun ini. Dukungan masyarakat kita harapkan, untuk mendukung wisata dam Ayik Muap ini," katanya.
Ia menjelaskan, kemudian pengembangan objek wisata ini kedepan agar tidak mengandalkan anggaran dari DAK pusat atau pun pemerintah Kabupaten saja. Melainkan harus didukung oleh pemerintah desa melalui alokasi dana desa untuk pengembangan wisata di desa masing-masing, serta peran serta masyarakat untuk kompak mendukung pariwisata.
"Saya harap kerja sama bersama Kepala desa, mana yang bisa dianggarkan dari dana desa tolong dianggarkan, karena memajukan pariwisata ini tidak bisa kalau mengandalkan pemerintah di Kabupaten semua. Coba dilihat di daerah lain, peran masyarakat paling besar karena tujuannya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat semua," katanya.
Selain itu, ia akan berupaya untuk mencari bantuan pengembangan pariwisata ini melalui dana dak pusat, namun tentu hal itu harus dilengkapi berbagai persyaratan.
"Kita lakukan bertahap, dan saya juga sudah minta bantu dengan dinas PU, dan untuk infrastruktur wisata destinasi kami juga menyesuaikan dengan juklak dan juknis yang dibuat Kemenpan," ujarnya.
Seperti tahun 2019 ini, pihaknya akan berupaya mengajukan bantuan dana pusat untuk potensi wisata Bukit Tempurung desa Lubuk Bangkar, Kecamatan Batang Asai.
Dalam usulan ke pusat itu, pihaknya menganggarkan pengembangan wisata bukti tempurung ini sebesar Rp3 miliar lebih.
"Untuk wisata di Bukit tempurung, tahun ini kita ajukan agar dapat dana DAK, dan dalam pembahasan nanti di pusat bisa masuk, sehingga tahun depan akan kita bangun. Usulan kita cukup besar Rp3 sampai Rp4 miliar, tapi kita tidak tahu realisasinyi nanti. Kita harapkan bisa terkabul dalam DAK tahun 2020," kata Muhammad Idrus.