Bogor, Gatra.com - Balai Besar Litbang Pascapanen, Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan), merekomendasikan menggunakan teknologi Hot Water Treatment (HWT) dan pelilinan untuk mencegah kerusakan buah mangga yang diekspor ke berbagai negara.
"Kami merekomendasikan penggunaan teknologi hot water treatment (HWT) dan formula pelilinan," kata Kepala Balai Besar Litbang Pascapanen, Prayudi Syamsuri di Bogor, Jawa Barat (Jabar), Kamis (8/8).
Menurut Prayudi, teknologi HWT dan formula pelilinan telah terbukti mempertahankan mutu buah selama pengiriman ekspor dengan tingkat kerusakan kurang dari 10%. Ini merupakan dukungan Balai Besar Besar Litbang Pascapanan untuk meningkatkan ekspor buah.
Melalui teknologi dan formula tersebut, mangga Indonesia yang diekspor ke luar negeri akan kompetitif. Produksi mangga Indonesia rata-rata mencapai 1,8 juta ton per tahun sehingga menjadikan negeri ini eksportir terbesar kelima di dunia yang dapat memenuhi permintaan pasar internasional sepanjang tahun.
Teknologi WHT dan formula pelilinan ini ditemukan untuk mengatasi ?kuliatas akibat kerusakan selama pengiriman hingga sampai negara tujuan. Kenyataan ini karena pengiriman melalui laut memerlukan waktu lebih lama.
Sementara itu, kata Prayudi,? biaya pengiriman menggunakan pesawat mencapai 10 kali biaya pengiriman melalui jalan darat atau kapal laut, hal ini menyebabkan harga jual mangga Indonesia tidak dapat bersaing dengan mangga dari negara lainnya.
Prayudi menjelaskan, kedua teknologi ini efektif dalam mengendalikan pertumbuhan lalat buah dan penyakit selama perjalanan. Teknologi tersebut sudah diimplementasikan oleh beberapa eksportir buah segar.
"Terdapat beberapa perusahaan eksportir yang sampai saat ini menggunakan teknologi penanganan tersebut untuk mengekspor buah di antaranya buah mangga ke beberapa negara melalui transportasi laut," ungkapnya.
Lebih lanjut Prayudi menyebutkan, ekspor mangga saat ini mengalami peningkatan yang cukup tajam, namun masih banyak faktor yang perlu mendapat perhatian, yakni kualitas mangga segar, adanya lalat buah, chilling injury selama transportasi dalam pemasaran, serta daya simpan yang relatif singkat.
"Persaingan ekspor mangga sangat ketat sehingga perlu pengetahuan dan perbaikan menyeluruh, termasuk di antaranya penanganan pascapanen, sehingga produk pertanian kita dapat bersaing dengan negara lain," ujarnya.
Perlu diketahui, beberapa varietas mangga Indonesia yang berpeluang untuk pemasaran ekspor adalah Gedong, Arumanis, Manalagi, dan Golek. Saat ini, pangsa pasar utama mangga segar Indonesia adalah Timur Tengah, Hongkong, Singapura, Malaysia, dan Cina.